Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat untuk PT Wika Realty dan medium term notes (MTN) VI/2017, MTN V/2017, dan MTN IV/2016. Peringkat tersebut diturunkan dari BBB+ menjadi BBB.
Menurut riset dua analis Pefindo Aryo Perbongso dan Agung Iskandar, penurunan peringkat dipicu oleh leverage finansial yang lebih agresif dan proteksi arus kas yang lebih lemah dari yang diproyeksikan sebelumnya dalam jangka menengah berikutnya.
Aryo dan Agung juga menambahkan bahwa pendapatan Wika Realty untuk 2018 diperkirakan akan menjadi stagnan dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena keterlambatan izin mendirikan bangunan yang menunda kemajuan proyeknya. "Sementara utangnya telah meningkat karena dipakai membiayai belanja modalnya," terang mereka dalam pemeringkatan, Rabu (19/12).
Sekadar info, hingga periode 30 September 2018, rasio utang Wika Realty terhadap EBITDA dan dana dari operasi (FFO) ke rasio utang masing-masing adalah 24,6 kali dan negatif 1,2% sehingga tidak lagi konsisten dengan rasio untuk kategori peringkat BBB+.
Pefindo pun merevisi prospek peringkat Wika Realty negatif menjadi stabil. Pefindo mengungkapkan bahwa peringkat perusahaan mencerminkan pentingnya strategis Waskita Realty dengan induknya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), serta moderatnya kualitas aset, dan lokasi properti yang relatif terdiversifikasi. "Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif," tambah mereka.
Pefindo akan menaikkan peringkat Wika Realty jika perusahaan propert ini secara signifikan meningkatkan leverage keuangan dan tingkat perlindungan arus kas secara berkelanjutan dan memperkuat posisi pasarnya melalui ekspansi bisnis yang sukses.
"Namun, peringkat dapat diturunkan jika pendapatannya jauh di bawah target, dan menimbulkan utang jauh lebih besar dari yang diproyeksikan," pungkas mereka.
Kegiatan usaha Waskita Realty meliputi pengembangan realty (rumah dan apartemen yang ditinggali), manajemen properti dan jasa konstruksi. Pada 30 September 2018, pemegang sahamnya adalah WIKA (93,1%), Koperasi Karya Mitra Satya (6,8%), dan Yayasan Wijaya Karya (0,1%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News