Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Di sisi lain, kehadiran corona juga semakin memperparah kondisi perusahaan di sektor properti dan infrastruktur. Hal ini tercermin dari pemangkasan outlook beberapa perusahaan properti dan infrastruktur dari stabil menjadi negatif.
Perusahaan tersebut diantaranya PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) yang mendapat outlook Creditwatdh Negatif.
Baca Juga: Danai akuisisi dengan utang, Moody's menilai prospek Inalum negatif
Analis Pefindo, Yogi Perdana menjelaskan bahwa sebelum kehadiran corona, industri sektor properti sudah cukup menantang dan semakin tertantang dengan kehadiran Covid-19. Ditambah lagi marketing sales semakin tertekan karena adanya aturan PSBB. "Modernland (peringkat) turun banyak karena Covid-19, ditambah lagi dampak depresiasi dolar AS karena komposisi utang perusahaan kebanyakan dolar AS, sehingga terjadi penurunan signifikan," ujar Yogi.
Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Hendro Utomo mengatakan, dari kegiatan yang dilakukan Pefindo dalam empat bulan terakhir sudah tercermin adanya perubahan rating dari perusahaan-perusahaan jasa keuangan efek beragun aset (EBA).
"Kami lihat, ada cerminan kenaikan risiko (default) dari perusahaan tersebut. Namun, peringkat yang diberikan masih cukup baik dan status layak investasi," jelas Hendro.
Baca Juga: Mandat pemeringkatan obligasi Pefindo mencapai Rp 71,29 triliun per April 2020
Untuk itu, secara lini bisnis dan fundamental perusahaan yang di-rating Pefindo, Hendro optimis perusahaan-perusahaan tersebut masih memiliki kemampuan kelolaan risiko. Hanya saja, kembali lagi pada upaya penyelesaian pandemi, apakah bisa pulih sesuai ekspektasi atau justru menimbulkan hal-hal di luar harapan.
Adapun langkah yang dilakukan Pefindo ke depan yakni meningkatkan intensitas pemantauan terhadap perusahaan yang mereka peringkat. Perhatian utama terkait kondisi likuiditas perusahaan, khususnya yang memiliki kewajiban bayar utang atau jatuh tempo.
"Saat ini sudah ada beberapa sektor yang mengalami default, meskipun begitu dari sisi rating kami lihat peringkat perusahaan di Pefindo lebih baik sehingga, default rate hingga akhir tahun relatif lebih stabil," jelas Kepala Ekonom Riset Pefindo, Fikri C Permana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News