kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan obligasi korporasi melimpah


Kamis, 18 Agustus 2016 / 08:24 WIB
Pasokan obligasi korporasi melimpah


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sederet obligasi korporasi mengantre masuk pasar modal. Setidaknya, obligasi senilai Rp 14,58 triliun siap terbit. Salah satunya, penawaran umum berkelanjutan (PUB) I tahap IV PT Indosat Tbk (ISAT) senilai Rp 3,2 triliun.

Perusahaan juga akan menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I tahap IV senilai Rp 288 miliar. Hasil rencana penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman. Sedangkan dana hasil penerbitan sukuk akan untuk pembayaran Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) Frekuensi.

Penerbitan ini menggenggam peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Peringkat AAA adalah peringkat paling tinggi yang diberikan oleh Pefindo," ujar Niken Indriarsih, Analis Pefindo.

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga tengah memproses rencana penerbitan obligasi senilai Rp 11,1 triliun. Di antaranya adalah PUB PT Bank Mandiri Tbk senilai Rp 5 triliun, PUB PT Surya Semesta Internusa Tbk senilai Rp 1 triliun, dan PUB PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk senilai Rp 300 miliar.

Selanjutnya PUB PT Mandiri Tunas Finance senilai Rp 500 miliar dan PUB PT Lembaga Pembiayaan ekspor Indonesia senilai Rp 4,331 triliun.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan, ramainya penerbitan obligasi korporasi tak akan menyebabkan perebutan dana investor. Investor tetap akan memburu obligasi korporasi, di tengah turunnya imbal hasil obligasi pemerintah.

"Para pelaku pasar dan investor berusaha mencari obligasi yang memberikan tingkat imbal hasil tinggi dan menarik," ujar Nico.

Menurut Nico, maraknya penerbitan obligasi korporasi dipicu oleh tren suku bunga rendah sehingga menekan cost of fund. Pengesahan Undang-Undang Tax Amnesty juga mendorong penguatan rupiah dan melimpahnya dana di pasar modal.

Penerbitan diperkirakan masih akan ramai hingga akhir tahun.. Di sisi lain, permintaan obligasi korporasi masih membanjir seiring rendahnya laju inflasi, stabilnya nilai tukar rupiah serta turunnya tingkat risiko investasi di Indonesia.

Analis PT Capital Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan korporasi masih mengandalkan penerbitan obligasi sebagai sumber pendanaan. "Emiten memilih obligasi dibandingkan yang lain, seperti MTN," ujar dia.

Nico mengatakan investor perlu menerapkan strategi investasi masuk secara bertahap di tengah derasnya aliran dana repatriasi tax amnesty. Obligasi korporasi sektor infrastruktur dengan kupon menarik bisa menjadi pilihan. Namun, investor perlu mempertimbangkan horizon investasi.

"Durasi investasi seseorang akan mengurangi tingkat risiko yang terjadi," ujar Nico. Menurutnya, investor bisa masuk ke obligasi apabila memiliki horizon investasi sekitar tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×