Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selain dukungan teknikal nyaris tidak ada faktor yang bisa jadi alasan kuat bagi harga perak untuk unggul naik lebih tinggi lagi. Antisipasi pasar terhadap lanjutan data ekonomi Amerika Serikat yang akan rilis bisa beri ruang lega bagi harga perak sesaat untuk menyesuaikan harga.
Mengutip Bloomberg, Rabu (31/8) pukul 13.18 WIB harga perak kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange terangkat 0,53% di level US$ 18,77 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan pun harga perak sudah naik 0,48%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengatakan setelah penurunan tajam yang dialami harga perak, memang saat ini harga sedang menyesuaikan posisi. Ditambah lagi pelaku pasar melakukan aksi bargain hunting dengan memanfaatkan posisi harga yang rendah.
Saat ini pelaku pasar sedang menanti rilis data tenaga kerja non pertanian swasta AS Juli 2016 yang akan dirilis Rabu (31/8) malam.
Disinyalir data tersebut memburuk yakni dengan penurunan dari 179.000 menjadi 174.000 orang saja. “Biasanya data ini akan dijadikan acuan untuk melihat data sektor tenaga kerja AS, kalau benar negatif dan berimbas pada akhir pekan USD bisa tersungkur,” kata Andri.
Sebab, seperti yang diketahui, data sektor tenaga kerja merupakan salah satu indikator acuan yang digunakan oleh The Fed untuk mempertimbangkan kelayakan kenaikan suku bunga lanjutan.
Kini pasar butuh ketegasan dari sajian data ekonomi AS untuk mendukung optimisme yang sebelumnya sudah dilayangkan oleh Gubernur The Fed, Janet Yellen dan para pejabatnya.
“Akibat dari tingginya perhatian pasar terhadap langkah The Fed selanjutnya, terlihat transaksi perak di Comex sedang stagnan,” ujar Andri.
Dari laporan kepemilikan perak di IShares Silver Trust, per 26 Agustus 2016 lalu kepemilikan aset perak ini tertahan di level 11.100,66 metrik ton selama beberapa hari terakhir.
Hanya saja kalau berbicara pergerakan harian, harga perak besok diprediksi masih bisa koreksi lagi. “Semua bergantung pada data ekonomi AS nanti,” perkiraan Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News