Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Laju harga perak tertahan oleh penguatan nilai tukar dollar AS. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed kembali membayangi harga perak.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/8) pukul 13.44 WIB, harga perak kontrak pengiriman September 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,53% ke level US$ 19,7 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, perak terkikis 4,8%.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim memaparkan, harga perak berada dalam tekanan setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yakni Non Farm Payroll (NFP) bulan Juli bertambah 255.000. "Data tenaga kerja di atas 200.000 mengindikasikan ekonomi AS terus mengalami perbaikan," ujarnya.
Perbaikan ekonomi AS memunculkan kembali spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Imbasnya, nilai tukar dollar AS menguat dan membebani perak yang diperdagangkan dalam USD. Ini menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung alias profit taking mengingat harga sudah naik cukup tinggi.
Harga perak memang terus menanjak terutama sejak Inggris keluar dari Uni Eropa. Perak sebagai salah satu aset aman atau safe haven turut diuntungkan dengan gejolak ekonomi pasca Brexit. Kekhawatiran kondisi ekonomi setelah Brexit juga menjadi salah satu alasan The Fed menunda kenaikan suku bunga. Selama bulan Juli saja, harga perak telah melambung hingga 9,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News