Reporter: Nur Qolbi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (7/10) ditutup anjlok 1% ke level 6.000,58. IHSG sempat menyentuh level terendah di 5.988,87 dan tertinggi di 6.084,16.
Analis Profindo Sekuritas Dimas W. P. Pratama memprediksi, IHSG pada Selasa (7/10) akan melemah dengan support di level 5.950 dan resistance di 6.150. Menurut Dimas, pelemahan IHSG ini mendapat sentimen negatif dari data cadangan devisa Indonesia bulan September 2019 yang menurun US$ 2,1 miliar menjadi US$ 124,3 miliar, dari bulan Agustus 2019 yang sebesar US$ 126,4 miliar.
Baca Juga: IHSG turun, salah satu penyebabnya adalah penurunan cadangan devisa
Di samping itu, pelemahan IHSG ini juga mendapat sentimen dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta negosiasi perdagangan AS-China. Negari Tirai Bambu tersebut kemungkinan semakin enggan untuk menyetujui kesepakatan perdagangan yang lebih luas dengan Presiden AS Donald Trump.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan tensi perdagangan berkelanjutan yang mengganggu pertumbuhan ekonomi global. "Ini yang membuat investor keluar dari pasar terlebih dahulu," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/10).
Baca Juga: Saham Grup Astra rontok, simak rekomendasi analis
Sementara itu, secara teknikal, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi melihat, IHSG akan kembali rebound menguji resistance MA5 dan resistance FR38.2% dengan rentang pergerakan 6.000-6.088.
Pasalnya, pada perdagangan hari ini, indikator stochastic golden-cross pada level oscillator oversold dan RSI telah bergerak pada area yang cukup murah. Saham-saham yang cukup menarik secara teknikal antara lain BMRI, BNGA, TOWR, ADRO, MEDC, UNTR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News