Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Noverius Laoli
Sukarno turut mengatakan SMCB tahun ini juga dibayangi oleh sentimen negatif. Yang perlu diperhatikan adalah internal perusahaan sendiri. Posisi rasio hutang SMCB tergolong diatas rata-rata industri. “Bisa menjadi beban sehingga memberatkan bottom linenya,” jelasnya.
William juga menambahkan, meskipun proyek infrastruktur di luar Pulau Jawa terbuka lebar, bukan berarti SMCB dapat mendominasi pasar. Pasalnya, persaingan emiten di sektor semen masih ketat memaksa emiten semen untuk menerapkan harga kompetitif untuk produk mereka. Hal tersebut juga akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.
Baca Juga: Efek Akusisi SMCB Mulai Terasa, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham SMGR
Ketiga analis memasang rekomendasi yang berbeda. Sukarno memasang rekomendasi hold dengan skema, jika harga mampu menguji resistance di level Rp 1.030 maka dapat menguat hingga Rp 1.095.
Sedangkan Analis Valbury Sekuritas memasang rekomendasi sell dengan target harga Rp 1.200. Disisi lain, William memasang rekomendasi buy dengan target harga Rp 1.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News