kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasca akuisisi, berikut rekomendasi analis terhadap kinerja Solusi Bangun (SMBC)


Kamis, 06 Februari 2020 / 18:03 WIB
Pasca akuisisi, berikut rekomendasi analis terhadap kinerja Solusi Bangun (SMBC)
ILUSTRASI. Buruh mengangkut sak semen di sebuah gudang penyimpanan di kawasan Kapuk Peternakan, Jakarta, Rabu (21/08).


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk mengubah namanya menjadi PT Solusi Bangun Indonesia (SMCB) setelah diakuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Pasca akuisisi, kini kepemilikan saham SMCB mayoritas dimiliki oleh SMGR dengan presentase 98,31%. Sedangkan publik hanya memiliki sebagian saham sebesar 1,69%.

Otoritas bursa sendiri mewajibkan agar jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama, paling kurang 50 juta saham dan paling kurang 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor. Aturan ini tertuang dalam Lampiran I Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No.Kep-00001/BEI/01-2014.

Baca Juga: Pembangunan Pabrik Baru Tuntas, Wahana Interfood Optimistis Penjualan Tumbuh

Namun, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas yakin SMCB dapat memenuhi ketentuan BEI dalam dua tahun ke depan. Menurutnya harga saham SMCB yang terus bergerak menurun akan tergolong murah dan menarik bagi investor.

“Masih ada kemungkinan harga bisa turun lagi dan secara valuasi bisa murah. Calon pembeli ingin lebih murah lagi,” jelasnya pada Kontan.co.id Kamis (6/2). 

Sukarno menambahkan tahun ini prospek perusahaan akan membaik. Hal tersebut didukung oleh katalis positif adanya isyarat penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).

Dengan menurunnya suku bunga, ada harapan sektor properti yang menjadi sektor penyerap semen terbesar menjadi tumbuh tahun ini. Sebagai catatan, melansir website resmi BI, suku bunga acuan BI saat ini berada di level 5%.

Baca Juga: Ada masalah oversupply, seperti apa rekomendasi saham emiten sektor semen?

Analis PT Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto dan Devi Harjoto dalam risetnya (8/11/2019) mengatakan hal serupa. Kinerja SMCB akan membaik tahun ini. Kinerja perusahaan akan terdongkrak oleh kebijakan pemerintah dalam penggenjotan infrastruktur di luar pulau Jawa. SMCB sendiri memiliki share market hingga 15,1% di Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×