kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pasar waspada, WTI bergulir tipis


Rabu, 29 Januari 2014 / 07:20 WIB
Pasar waspada, WTI bergulir tipis
ILUSTRASI. Mobile Offshore Production Unit (MOPU) PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) di Maleo Field, Selat Madura.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga minyak mentah naik tipis seiring antisipasi pelaku pasar terhadap pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan hembusan sentimen positif dari bursa saham regional.

Mengutip data Bloomberg, kemarin (28/1), minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2014 di Bursa NYMEX naik 0,43% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 96,14 per barel. Pekan lalu, harga minyak pun sudah naik 2,17%.

Kepala Strategi CMC Markets di Sydney, Michael McCarthy, menyebut, pekan ini, ada banyak data di pasar yang bisa menggerakkan harga minyak. Salah satunya, data cadangan AS.

Energy Information Administration (EIA) akan melaporkan jumlah stok minyak AS, besok. Sejumlah analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, persediaan minyak mentah kemungkinan bertambah 2 juta barel pada pekan lalu. Pasokan bensin juga diprediksi naik, sedangkan stok minyak sulingan menyusut.

McCharthy memprediksi, investor akan menjual kontrak WTI hingga US$ 98 per barel. "Harga energi sudah naik cukup kuat, dan normal apabila terjadi sedikit koreksi," ungkapnya.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy melihat, kenaikan harga minyak lebih disokong membaiknya pergerakan bursa saham setelah sempat tertekan sehari sebelumnya.

Namun, ia menduga, kenaikan ini bersifat sementara. Sebab, fokus pasar pada pekan ini, yakni mencermati hasil pertemuan FOMC yang berlangsung 28-29 Januari 2014. “Jangka pendek, harga minyak masih berpotensi naik, sebelum keputusan The Fed,” prediksi Nizar.

Tunggu sinyal Fed

Senior Research and analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menilai, pelaku pasar lebih waspada menjelang pertemuan FOMC. Pasalnya, pertemuan akan mendiskusikan pengurangan stimulus moneter AS. "Hal ini cenderung menyokong posisi dollar AS, sehingga harga komoditas cenderung tertekan, termasuk minyak," jelasnya.
 
Secara teknikal, kata Zulfirman, indikator stochastic dapat menyediakan tekanan penurunan bagi harga minyak jika kembali menguji moving average (MA) 50. Harga minyak perlu mencapai level penutupan harian di bawah MA 50 (US$ 95,60) untuk melanjutkan penurunan. Kegagalan menembus MA 50 dapat memicu aksi bargain-hunting setelah kejatuhan tajam pada dua sesi terakhir. Adapun, indikator moving average convergence divergence (MACD) masih positif.

Zulfirman menduga, dalam sepekan ini, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 93,60-US$ 97,80 per barel. Sementara, prediksi Nizar, harga akan bergulir antara US$ 95,00-US$ 98,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×