kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Pasar volatile, Lo Kheng Hong masih beli saham


Minggu, 03 Juni 2018 / 18:48 WIB
Pasar volatile, Lo Kheng Hong masih beli saham
ILUSTRASI. Lo Kheng Hong RUPS Berkshire Hathaway


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar yang cenderung memperlihatkan pergerakan yang volatile membuat investor menjadi ragu untuk berinvestasi. Namun, bagi beberapa investor kakap, adanya volatilitas pasar ini justru jadi kesempatan untuk masuk ke pasar dengan mencari saham-saham yang masih bisa dilirik.

Lo Kheng Hong misalnya. Salah satu investor yang disebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini mengatakan bahwa saat ini beberapa saham justru mempelihatkan adanya salah harga. Dan dengan adanya volatilitas pasar ini, dia justru terus membeli saham.

"Kalau saya masih terus membeli. Di level indeks 6.000 masih ada sedikit saham yang salah harga, tapi ketika IHSG turun, perusahaan yang bagus dan murah jadi bertambah banyak," kata Lo Kheng Hong kepada Kontan.co.id, Kamis (31/5). Ia mengatakan bahwa saham-saham salah harga ini tak hanya merupakan saham blue chip, tapi juga ada di saham-saham yang merupakan secondliner.

Namun demikian, menurutnya, beberapa hal musti diperhatikan oleh investor sebelum memberi saham-saham yang salah harga ini. Pertama dan yang paling utama adalah good corporate governance dari perusahaan. Apakah perusahaan dikelola oleh orang jujur dan berintegritas. "Karena bagi investor jika suatu perusahaan dikelola oleh orang yang tidak jujur akan menjadi sangat mengerikan," imbuhnya.

Beberapa hal lain juga menjadi perhatiannya dalam memilih saham-saham yang tepat yakni bidang usaha dari perusahaan tersebut, laba perusahaa, pertumbuhan, baru terakhir adalah valuasi perusahaan yang memperlihatkan apakah perusahaan teresebut masih mahal atau sudah murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×