kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar volatil, volume transaksi SUN seri acuan meningkat


Rabu, 27 Juni 2018 / 17:50 WIB
Pasar volatil, volume transaksi SUN seri acuan meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan pasar obligasi dalam negeri yang terjadi beberapa bulan terakhir tidak serta merta mempengaruhi volume perdagangan instrumen surat utang. Buktinya, selepas Maret, volume perdagangan surat utang negara (SUN) seri acuan mencatatkan tren kenaikan.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Maret 2018, volume perdagangan SUN seri acuan di pasar sekunder sebesar Rp 137,55 triliun. Angka ini kemudian meningkat 3,27% menjadi Rp 142,05 triliun pada April. Volume perdagangan SUN seri acuan kembali meningkat 9,8% menjadi Rp 155,98 triliun.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, peningkatan volatilitas di pasar obligasi Indonesia mendorong kenaikan volume perdagangan SUN seri acuan seperti FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.

Apalagi, sepanjang April dan Mei, bahkan hingga kini terdapat serangkaian sentimen negatif eksternal yang mempengaruhi pasar obligasi dalam negeri. Mulai dari konflik di Semenanjung Korea, perang dagang antara AS dan China, hingga kenaikan suku bunga acuan AS.

Sentimen tersebut membuat harga dan yield SUN mengalami pasang-surut. “Volume perdagangan meningkat karena banyak investor yang melakukan transaksi dengan memanfaatkan cela koreksi harga SUN,” kata Anil, Selasa (26/6).

Ia menganggap peningkatan volume perdagangan SUN seri acuan sebagai sesuatu yang wajar. Ini mengingat SUN seri acuan memiliki likuiditas yang mumpuni, baik di pasar primer maupun sekunder. Alhasil, setiap investor dapat melakukan pembelian dan penjualan SUN seri acuan dengan mudah. “Dalam kondisi apapun, SUN benchmark biasanya akan selalu diminati oleh para investor,” imbuhnya.

Meski begitu, Anil menilai, pemerintah perlu memperhatikan faktor transparansi transaksi perdagangan SUN yang dilalukan di pasar sekunder. Sebab, saat ini tidak ada data yang dapat diakses oleh masyarakat terkait siapa saja investor yang melakukan perdagangan SUN setiap hari.

“Publik tidak pernah tahu. Bisa saja volume perdagangan SUN seri acuan itu meningkat karena didorong oleh transaksi yang dilakukan oleh segelintir investor,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×