kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pasar volatil, volume transaksi SUN seri acuan meningkat


Rabu, 27 Juni 2018 / 17:50 WIB
Pasar volatil, volume transaksi SUN seri acuan meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan pasar obligasi dalam negeri yang terjadi beberapa bulan terakhir tidak serta merta mempengaruhi volume perdagangan instrumen surat utang. Buktinya, selepas Maret, volume perdagangan surat utang negara (SUN) seri acuan mencatatkan tren kenaikan.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, Maret 2018, volume perdagangan SUN seri acuan di pasar sekunder sebesar Rp 137,55 triliun. Angka ini kemudian meningkat 3,27% menjadi Rp 142,05 triliun pada April. Volume perdagangan SUN seri acuan kembali meningkat 9,8% menjadi Rp 155,98 triliun.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, peningkatan volatilitas di pasar obligasi Indonesia mendorong kenaikan volume perdagangan SUN seri acuan seperti FR0063, FR0064, FR0065, dan FR0075.

Apalagi, sepanjang April dan Mei, bahkan hingga kini terdapat serangkaian sentimen negatif eksternal yang mempengaruhi pasar obligasi dalam negeri. Mulai dari konflik di Semenanjung Korea, perang dagang antara AS dan China, hingga kenaikan suku bunga acuan AS.

Sentimen tersebut membuat harga dan yield SUN mengalami pasang-surut. “Volume perdagangan meningkat karena banyak investor yang melakukan transaksi dengan memanfaatkan cela koreksi harga SUN,” kata Anil, Selasa (26/6).

Ia menganggap peningkatan volume perdagangan SUN seri acuan sebagai sesuatu yang wajar. Ini mengingat SUN seri acuan memiliki likuiditas yang mumpuni, baik di pasar primer maupun sekunder. Alhasil, setiap investor dapat melakukan pembelian dan penjualan SUN seri acuan dengan mudah. “Dalam kondisi apapun, SUN benchmark biasanya akan selalu diminati oleh para investor,” imbuhnya.

Meski begitu, Anil menilai, pemerintah perlu memperhatikan faktor transparansi transaksi perdagangan SUN yang dilalukan di pasar sekunder. Sebab, saat ini tidak ada data yang dapat diakses oleh masyarakat terkait siapa saja investor yang melakukan perdagangan SUN setiap hari.

“Publik tidak pernah tahu. Bisa saja volume perdagangan SUN seri acuan itu meningkat karena didorong oleh transaksi yang dilakukan oleh segelintir investor,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×