Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang separuh pertama 2019, volume penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, anggota indeks Kompas100) tercatat menurun. Volume penjualan INTP pada semester pertama 2019 tercatat hanya 7,9 juta ton, turun 1,26% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebanyak 8 juta ton.
Momen Pemilihan Umum (Pemilu), Idul Fitri, hingga curah hujan yang masih tinggi di medio Januari-Maret ditengarai menjadi penyebab turunnya penjualan pabrikan merk Semen Tiga Roda itu.
Di sisi lain, serapan pasar semen domestik diperkirakan masih akan lesu tahun ini.
Baca Juga: Indeks saham IDX Value 30 turun, analis sebut saham ini masih prospektif
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan konsumsi semen hingga akhir 2019 masih belum maksimal. ASI memprediksi, pertumbuhan konsumsi semen domestik hanya mentok di angka 2%.
Ditambah, kondisi semen nasional saat ini berada dalam status oversupply.
Pada 2019 ini, Indonesia bakal memiliki kapasitas terpasang sekitar 115 Juta ton semen. Sedangkan konsumsi tanah air diperkirakan hanya mencapai 72 Juta ton. Ini berarti terdapat kelebihan pasokan sekitar 40 juta ton semen.
Meski demikian, Corporate Secretary INTP Antonius Marcos optimis penjualan semen perusahaannya bisa mencapai target. Ia berharap, konsumsi semen domestik akan meningkat seiring dengan berakhirnya tahun politik dan pembentukan pemerintahan baru.
Baca Juga: Serapan capex masih minim, ini jawaban Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
Selain itu, keberlanjutan program pemerintah di bidang infrastruktur dipercaya akan meningkatkan permintaan semen sepanjang semester kedua 2019.
“Kami berharap bulan Juli dan seterusnya konsumsi semen nasional terus membaik,” terang Antonius ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/9).
Antonius optimis target penjualan hingga akhir tahun dapat tercapai. Ia pun menegaskan belum ada rencana untuk merevisi target pertumbuhan penjualan hingga akhir tahun.
"Kami optimis target pertumbuhan penjualan kami bisa tercapai di kisaran 3%-4%," tutup Antonius.
Baca Juga: Belanja modal Indocement (INTP) baru terserap Rp 200 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News