kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Pasar SBN masih berpotensi bullish


Minggu, 05 Juni 2016 / 23:10 WIB
Pasar SBN masih berpotensi bullish


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sepanjang Mei 2016, pasar surat utang dalam negeri memang cenderung bearish. Namun, sejumlah analis menerawang, sentimen positif dari dalam negeri masih dapat menyokong pertumbuhan Surat Berharga Negara (SBN) di waktu mendatang.

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), per Mei 2016, indeks total return SBN yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return tertekan 0,33% (mom) menjadi 198,67. Namun, secara year to date, tingkat pengembalian SBN masih merangkak 10,14% (ytd).

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memproyeksikan, masih ada peluang bagi pasar SBN untuk menghijau di waktu mendatang. Dengan catatan, pemerintah mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

Memang masih ada rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang berpeluang menghambat laju SBN. Namun, koreksi dari realisasi pengetatan kebijakan moneter tersebut disinyalir hanya bersifat sementara.

Katalis positif tambahan juga bisa bersumber dari ruang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia atawa BI rate untuk keempat kalinya. 

Namun, Beben berpendapat, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed yang telah menyeret kinerja rupiah menjadi salah satu faktor yang ditelisik BI. 

“Pertimbangan untuk memangkas BI rate menjadi lebih kompleks. Mempertahankan di level 6,75% dinilai cukup aman,” paparnya.

Serupa, Soni Wibowo, Director PT Bahana TCW Investment Management menilai, pasar SBN masih berpeluang bullish. Sebab, besaran yield obligasi pemerintah yang terbilang atraktif ketimbang negara lainnya berpeluang menarik minat investor.

Mengacu AsianBondsOnline per 3 Juni 2016, yield obligasi negara bertenor 10 tahun Indonesia mencapai 7,9%. 

Angka tersebut lebih tinggi ketimbang yield obligasi bertenor sama pemerintah China yang tercatat 3,02%, Jepang minus 0,1%, Malaysia 3,93%, Filipina 4,36%, serta Vietnam 6,97%.

“Investor asing akan tertarik masuk ke Indonesia dengan tawaran yield yang jauh lebih menggiurkan dibandingkan negara lainnya seperti China, India, AS,” terkanya.

Beben memprediksi, hingga akhir semester I 2016, yield SUN seri acuan bertenor 11 tahun yakni FR0056 akan mencapai 7,5% - 9,2%. 

Sementara yield FR0056 hingga pengujung tahun 2016 bakal bergerak dalam kisaran 7,8% - 9,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×