Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dalam sepekan terakhir, pasar saham domestik sepi sentimen positif. Pada penutupan perdagangan Agustus lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,14% ke 5.864,06. Dalam seminggu terakhir, IHSG sudah terkoreksi 0,51%.
Berbeda dengan pekan sebelumnya, IHSG sempat dua kali menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam enam hari terakhir, asing juga masih net sell Rp 2,34 triliun. Tapi sejak awal tahun hingga Kamis (year to date), asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 178,19 miliar.
Beberapa sentimen yang sempat mewarnai pasar saham lokal antara lain ketegangan di Semenanjung Korea, setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang melewati wilayah Jepang. "Pekan depan, ketegangan mungkin mereda. Sebab, Presiden AS Donald Trump kembali menggelar perundingan," ungkap analis OSO Sekuritas Riska Afriani kepada KONTAN, Kamis (31/8).
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada melihat, IHSG tak mampu bertahan di level 5.900-an. "Tak ada sentimen yang signifikan mempertahankan IHSG di zona hijau, apalagi mampu mendorong IHSG untuk melesat ke 6.000-an," kata dia.
Faktor penggerak IHSG lebih banyak berdasarkan rumor dan sentimen sesaat, sehingga IHSG rentan koreksi. Reza menambahkan, pekan depan pelaku pasar masih waspada. Ini terkait sentimen negatif global yang tak mudah diprediksi. "Secara psikologis dan emosional tentu membuat pelaku pasar menahan diri," lanjut kata dia.
Reza memprediksi IHSG pada pekan depan bergerak di kisaran support 5.825-5.850 dan resistance 5.878-5.896.Sedangkan Riska menganalisa IHSG pada pekan depan berada pada tren bullish dengan rentang pergerakan 5.850-5.917. "Inflasi juga masih stabil," kat dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News