Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan ini cenderung sepi sentimen. Tidak seperti pekan sebelumnya, dimana dalam sepekan terjadi dua kali rekor tertinggi sepanjang sejarah (all time high) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sepekan terakhir ini, justru tidak terasa gebrakan indeks. Performa indeks minus 0,51%. Selama sepekan, asing juga masih nett sell sebesar Rp 1,76 triliun. Secara year to date, asing masih menyisakan nett buy sebesar Rp 178,19 miliar.
Beberapa sentimen yang sempat mewarnai sepekan terakhir diantaranya ketegangan di Semenanjung Korea. Lantaran, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik. "Pekan depan diprediksi ketegangan mereda seiring dengan Trump yang melakukan perundingan kembali," kata Riska Afriani analis OSO Sekuritas kepada KONTAN, Kamis (31/8).
Selain ketegangan yang mereda, reformasi pajak Amerika Serikat yang dilakukan Trump juga akan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar pada pekan berikutnya. Sentimen global lain yang bisa mempengaruhi indeks yakni keputusan kenaikan suku bunga The Fed.
"Diprediksi tidak jadi naik, karena pertemuan dengan Gubernur Bank Sentral Eropa tidak membahas The Fed tapi stabilitas ekonomi Amerika Serikat," lanjutnya.
Dia menambahkan, kekhawatiran pelaku pasar mereda dan diprediksi bisa kembali masuk ke pasar Indonesia. "Tapi belum tahu kapan," imbuhnya.
Tak kalah penting, dari dalam negeri pelaku pasar sedang menanti sejumlah data-data ekonomi. Diantaranya data manufaktur, data inflasi, indeks kepercayaan konsumen, dan data cadangan devisa. "Saat ini memang masih minim sentimen, tetapi pekan berikutnya bisa jadi penggerak indeks," ujarnya.
Data manufaktur pada Juli berada pada 48,6 dan pada Juni berada pada 49,5. Diprediksi pada Agustus data manufaktur akan membaik berada di atas data sebelumnya. Data inilah yang nantinya mengindikasikan daya beli masyarakat.
Seiring dengan membaiknya data ekonomi bulan Agustus, maka diperkirakan indeks mengalami pembalikan arah. Penurunan yang terjadi pada pekan ini memang dikarenakan adanya aksi profit taking dalam jumlah yang wajar.
Riska memprediksi, IHSG pada pekan berikutnya berada pada tren bullish dengan range IHSG pada kisaran 5850-5917. "Inflasi juga masih stabil," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News