Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan kinerja positif pekan ini sebesar 1,56%. Infovesta Utama menyebut, kinerja positif tersebut didukung oleh berbagai faktor, di antaranya respons penanganan Bl yang optimistis mempertahankan suku bunga BI 7-Day-RR di level 3,5%, di tengah tekanan lonjakan inflasi yang sudah dirasakan di beberapa negara.
Faktor lainnya adalah kenaikan harga komoditas yang masih berlanjut menyusul belum tuntasnya konflik Rusia-Ukraina. Mengingat konflik tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan segera selesai, maka hal ini masih berpotensi mengerek harga komoditas ke depannya.
Adapun kenaikan harga tersebut justru memengaruhi kenaikan penerimaan pajak menjadi Rp 679,99 triliun atau 53,04% dari target APBN 2022 hingga 26 Mei 2022 (ytd).
Baca Juga: Pasar Keuangan Positif, Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Ikut Terangkat
“Meski begitu, kami memperkirakan ke depannya pelaku pasar akan mewaspadai kondisi pasar global, karena ancaman inflasi, suku bunga tinggi dan risiko perlambatan ekonomi, akan terjadi dalam waktu yang bersamaan,” kata Infovesta Utama dalam rilis mingguan pada Senin (30/5).
Oleh karena itu, Infovesta Utama menyarankan kepada para investor untuk dapat mempertimbangkan profit taking di tengah market yang fluktuatif atau wait and see, sambil terus memantau perkembangan isu dan sentimen di pasar.
Di saat yang bersamaan, pasar obligasi juga memberikan respons positif terhadap rilis data ekonomi Indonesia dan respons kebijakan BI terhadap kebijakan suku bunga.
Baca Juga: Dana Kelolaan Nasabah Tajir Terus Tumbuh
Di samping itu, prospek minat investor asing terhadap global bond Indonesia memberikan respons yang positif terhadap pasar karena dipengaruhi perbaikan data ekonomi, sehingga outlook sovereign rating Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya negatif, di tengah kondisi volatilitas yang terjadi.
Meskipun demikian, Infovesta Utama melihat rencana kenaikan suku bunga The Fed yang agresif masih membayangi pasar obligasi hingga kuartal II-2022. Oleh karena itu, investor yang ingin berinvestasi pada pasar obligasi sebaiknya memilih investasi SBN yang memberikan imbal hasil yang sesuai dengan target jangka panjang investor.
Dengan mengacu pada kondisi di atas, Infovesta Utama meyakini reksadana pendapatan tetap, campuran dan saham berpotensi untuk bergerak fluktuatif. Oleh karena itu, Investor dapat memanfaatkan pasar uang yang lebih stabil dan justru berpotensi diuntungkan dengan kenaikan suku bunga.
“Untuk investor yang ingin tetap mencari peluang melalui jenis selain pasar uang, dapat mempertimbangkan dollar cost averaging (strategi investasi secara rutin di setiap periode) untuk meminimalisir risiko berinvestasi,” tutup Infovesta Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News