kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.630   0,00   0,00%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Pasar Saham Beroperasi Normal (1/9), Analis Peringatkan Kemungkinan Panic Selling


Senin, 01 September 2025 / 08:02 WIB
Diperbarui Senin, 01 September 2025 / 08:02 WIB
Pasar Saham Beroperasi Normal (1/9), Analis Peringatkan Kemungkinan Panic Selling
ILUSTRASI. Analis memperingatkan adanya potensi panic selling yang bisa memicu kerugian besar bagi investor, terutama ritel. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Muncul wacana penutupan sementara perdagangan bursa saham di tengah gejolak sosial-politik. Kekhawatiran utama adalah potensi panic selling yang bisa memicu kerugian besar bagi investor, terutama ritel. 

Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 7.765 sebelum ditutup melemah 1,53 persen di posisi 7.830. 

Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menilai koreksi tajam itu lebih banyak dipicu faktor domestik. 

“Jika bursa tetap dipaksa buka, aksi jual berlebihan bisa semakin dalam dan merugikan banyak investor,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025). 

Hendra menilai mekanisme trading halt hanya memberi jeda sesaat, tidak cukup menenangkan pasar. 

Penutupan sementara bursa dinilai memberi ruang investor untuk bernapas, mencegah kerugian lebih besar, sekaligus memberi waktu bagi pemerintah meredam eskalasi politik. 

Menurut dia, masalah utama bukan sekadar teknis perdagangan, melainkan ketidakpastian kebijakan. Isu Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset yang tak kunjung diselesaikan menjadi sorotan. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah dalam Sepekan Mendatang, Intip Rekomendasi Saham dari IPOT

“Bagi pasar, hal ini menimbulkan kesan buruk, wakil rakyat lebih fokus pada kepentingan pribadi daripada memberikan arah kebijakan yang jelas,” kata Hendra.

Secara teknikal, IHSG berpotensi kembali menguji level 7.800. Jika level ini bertahan, peluang rebound terbuka. Namun bila tembus, indeks bisa melanjutkan koreksi ke 7.648. 

Kondisi ini membuat risiko bagi investor ritel semakin besar tanpa adanya jeda. 

Hendra menyebut penutupan sementara bursa pernah dilakukan di sejumlah negara ketika menghadapi krisis politik atau keuangan. 

Langkah ini juga bisa menjadi sinyal keseriusan pemerintah menjaga stabilitas, memberi ruang dialog, dan menyelesaikan isu fundamental. 

Tonton: IHSG Tembus Rekor Baru di Tengah Ketegangan Sosial

Ia memperingatkan tanpa langkah tegas, risiko capital outflow kian besar, rupiah tertekan, dan persepsi risiko politik Indonesia meningkat. 

“Menutup bursa bukan tanda kelemahan, melainkan strategi manajemen risiko. Stabilitas hanya bisa hadir bila pemerintah berani menyelesaikan isu mendasar seperti RUU Perampasan Aset,” ujar Hendra.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasar Saham Tetap Buka, Analis Minta Investor Perhatikan Kemungkinan Panic Selling" 

Selanjutnya: PMI Manufaktur Korea Selatan Kontraksi 7 Bulan Beruntun Tertekan Tarif AS

Menarik Dibaca: Cek Proyeksi IHSG dari Sinarmas Sekuritas dan Rekomendasi Sahamnya (1/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×