kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.484   50,00   0,32%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

Pasar Obligasi Kembali Diserbu, Kepemilikan Asing di SBN Meningkat


Senin, 29 Mei 2023 / 07:25 WIB
Pasar Obligasi Kembali Diserbu, Kepemilikan Asing di SBN Meningkat


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing masih deras masuk ke pasar keuangan Indonesia, salah satunya ke pasar obligasi dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga 16 Mei 2023 dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 82,36 triliun. Pada pasar obligasi, dana yang masuk sebesar Rp 59,07 triliun.

Dengan derasnya aliran dana asing yang masuk di pasar obligasi, kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) meningkat dari 14,36% di Desember 2022 menjadi 15,2% pada 16 Mei 2023.

Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mengatakan, pergerakan pasar obligasi dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi. Inflasi Indonesia naik ke posisi peak di September 2022.

"Sejak awal 2023 inflasi mulai terkendali dan berangsur-angsur turun dan hal inilah yang membuat sejak awal Januari investor asing memburu instrumen obligasi Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (29/5).

Lanjutnya, dari awal tahun, yield untuk obligasi tenor acuan 10 tahun telah turun 52,2 basis poin ke 6,5%. Secara historis, yield terendah terjadi di 2018 6,1% imbas dari pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: Dampak Debt Ceiling AS Cenderung Terbatas ke Indonesia, Otoritas Harus Tetap Waspada

"Jadi untuk saat ini pergerakan inflow ke bond masih menunggu kebijakan kapan BI pangkas suku bunga," sambungnya.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengamini. Derasnya aliran dana asing, utamanya  sentimen positif pada perekonomian Indonesia secara umum.

Pertumbuhan yang masih kuat di kisaran 5%, inflasi yang dalam waktu dekat akan mencapai target BI 2%-4%, surplus perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Selain itu, didukung oleh rencana revisi PP No 1 219 yang akan menguatkan cadangan devisa secara signifikan.

"Harapan pada BI untuk menurunkan suku bunga semakin besar, hal ini akan semakin menurunkan imbal hasil dan otomatis menaikkan harga obligasi," sambungnya.

Lukman melihat ada potensi imbal hasil akan turun hingga di bawah 6%. Diproyeksikan kemungkinan di kisaran

5,5%. "Dana asing masih akan terus masuk dan cukup besar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×