Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Dimas menilai, kebijakan pemerintah saat ini berfokus pada pencapaian keseimbangan antara pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pemerintah mendorong konsumsi domestik melalui kebijakan populis seperti program MBG, kenaikan UMR, upah ASN, pembatalan kenaikan PPN, dan stimulus fiskal.
Langkah ini bertujuan meningkatkan konsumsi domestik, yang sebelum pandemi berkontribusi 55%-58% terhadap PDB dan kini di kisaran 54%.
Menurut Dimas, kebijakan pro-konsumsi dapat cepat mendorong pertumbuhan ekonomi karena proporsi pendapatan untuk konsumsi di Indonesia tinggi, yakni 74%. Pemerintah juga mendorong investasi untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Baca Juga: Goldman Sachs Menaikkan Target MSCI China Setelah Lihat Prospek Deepseek
Terkait kehadiran Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dimas menyatakan bahwa entitas ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset dan investasi negara, meskipun masih ada ketidakpastian terkait transparansinya.
Reza menyarankan agar investor mempertimbangkan diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan dana ke berbagai instrumen investasi seperti SBN, saham, dan reksadana.
Diversifikasi bertujuan menyeimbangkan risiko dan imbal hasil. Ia juga menekankan pentingnya fokus pada investasi jangka panjang dan melakukan hedging untuk mengelola risiko serta melindungi aset melalui asuransi dan instrumen investasi yang aman.
Selanjutnya: Belajar Kripto Lewat Game, Tokocrypto Luncurkan Mini Game TokoPlay di Indonesia
Menarik Dibaca: 4 Buah Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Baik buat Jantung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News