kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar minyak gelisah karena pasokan AS dan kemungkinan mundurnya kesepakatan dagang


Kamis, 07 November 2019 / 11:57 WIB
Pasar minyak gelisah karena pasokan AS dan kemungkinan mundurnya kesepakatan dagang
ILUSTRASI. Mengutip Bloomberg pukul 11.15 WIB, minyak Brent pengiriman Januari 2020 ke US$ 61,69 per barel atau turun 0,08%. Picture taken October 5, 2019. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah global bergerak volatile pada perdagangan Kamis (7/11). Setelah jatuh pada sesi sebelumnya, dipicu sikap hati-hati pasar di tengah kekhawatiran atas potensi penundaan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan peningkatan pasokan minyak mentah AS.

Mengutip Bloomberg pukul 11.15 WIB, minyak Brent pengiriman Januari 2020 ke US$ 61,69 per barel atau turun 0,08% dari sesi sebelumnya. Setelah turun US$ 1,22 per barel, atau hampir 2% pada hari Rabu (6/11).

Baca Juga: Inilah sejumlah faktor yang bikin harga minyak Brent anjlok ke bawah US$ 60

Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Desember 2019 ke US$ 56,32 per barel atau turun 0,05% dari sesi sebelumnya. Setelah jatuh 1,54% pada perdagangan Rabu.

Asal tahu, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan stok minyak mentah AS naik 7,9 juta barel pekan lalu karena kilang memangkas produksi dan ekspor turun, mengalahkan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,5 juta barel.

Persediaan bensin dan sulingan turun 2,8 juta barel dan masing-masing 622.000 barel. Ekspor minyak mentah AS turun hampir 1 juta barel minggu lalu menjadi 2,4 juta barel per hari.

Baca Juga: Tren konsolidasi rebound, harga minyak sulit tembus US$ 70 per barel di 2019

Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan sementara bisa ditunda hingga Desember karena pembicaraan terus berlanjut mengenai persyaratan dan tempat, seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×