kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pasar meragukan OPEC, harga minyak gagal bangkit


Selasa, 01 November 2016 / 20:39 WIB
Pasar meragukan OPEC, harga minyak gagal bangkit


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Minyak gagal bangkit meski produsen yang tergabung dalam OPEC mengumumkan rencana jangka panjang pembatasan produksi. Pelaku pasar masih meragukan OPEC akan berhasil membatasi produksi minyak.

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/11) pukul 18.30 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,3% ke level US$ 46,72 per barel dibanding sehari sebelumnya.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, harga minyak gagal bangkit lantaran masih dibayangi ketidakjelasan soal pembatasan produksi OPEC. Pasar meragukan rencana OPEC untuk mengimplementasikan pemangkasan produksi.

Keraguan tersebut tetap muncul meski OPEC merilis dokumen rencana jangka panjang terkait pembatasan produksi. "OPEC belum membuktikan adanya perkembangan berarti," paparnya.

Beberapa anggota OPEC terlihat segan untuk memangkas produksi, salah satunya Irak. Negara produsen minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi itu menyatakan output bulan September mencapai 4,7 juta barel per barel per hari. Angka tersebut 200.000 lebih tinggi dari perkiraan pengamat.

Selanjutnya, negara Libya melaporkan produksinya naik menjadi 670.000 ber barel pada pekan lalu dari 363.000 barel per hari ketika anggota OPEC bertemu di Aljazair bulan September lalu. Sementara Iran melaporkan angka ekspor minyak ke Asia melonjak 70% selama bulan September.

Negara di luar OPEC pun belum menunjukkan niat untuk memangkas produksi. Seperti Rusia yang memperkirakan produksinya akan meningkat 0,7% tahun depan menjadi 548 juta ton dibanding estimasi produksi tahun ini di angka 544 juta ton.

"Harga minyak masih rentan mengalami kejatuhan sampai ada pertemuan OPEC akhir November. Minyak bisa naik jika OPEC dapat meyakinkan pasar bahwa pembatasan produksi dapat dilaksanakan," lanjut Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×