Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Harga minyak dunia diramal bisa anjlok lagi ke posisi US$ 40 per barel. Apa pemicunya?
Helima Croft, global head of commodity strategy RBC Capital Markets menjelaskan, penurunan harga minyak ke posisi US$ 40 sangat memungkinkan jika Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) gagal mencapai kesepakatan terkait rencana pemangkasan produksi minyak.
OPEC memang menargetkan untuk mencapai kesepakatan tersebut. Namun, menurut Croft, kesepakatan itu tidak akan tercapai hingga menit-menit terakhir.
Kemarin, harga minyak dunia tertekan di tengah kecemasan market mengenai kesepakatan pemangkasan produksi minyak antara OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan penurunan 3,78% menjadi US$ 46,86 per barel. Sedangkan harga minyak Brent berada di kisaran US$ 50 per barel.
Croft menjelaskan, jika terjadi kesepakatan, akan banyak dilakukan pertemuan pendahuluan antara saat ini dan hari H-nya. "Kondisi itu akan menciptakan banyak sentimen negatif bagi minyak," jelasnya.
Yang pasti, lanjut Croft, Arab Saudi memiliki insentif untuk membantu agar kesepakatan OPEC ini tercapai. "Sebab, Arab Saudi memiliki kepentingan besar agar harga minyak berada di atas level US$ 50 per barel seiring rencana mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO) Saudi Aramco," papar Croft.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News