kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pertemuan OPEC digelar, harga minyak tertekan


Jumat, 28 Oktober 2016 / 20:36 WIB
Pertemuan OPEC digelar, harga minyak tertekan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Harga minyak menuju penurunan mingguan pertama sejak pertengahan September. Melemahnya harga minyak bersamaan dengan pertemuan komite OPEC di Wina Jumat ini (28/10) untuk membahas kuota produksi untuk masing-masing anggota yang berpartisipasi dalam kesepakatan pembatasan produksi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/10) pukul 19.30 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Desember 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,76% ke level US$ 49,34 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, minyak melemah 3%.

Brasil akan menghadiri pertemuan OPEC pada Sabtu (29/10), bergabung dengan produsen lain di luar OPEC termausk Rusia setelah organisasi pengekspor minyak yang menguasai 40% produksi minyak dunia tersebut mencari kerjasama dengan non anggoota untuk mengurangi output.

Berdasarkan laporan Reuters, Arab Saudi dan kelompok negara Teluk bersedia memangkas 4% dari produksi puncaknya.

Minyak berfluktuasi mendekati US$ 50 per barel di tengah ketidakpastian apakah OPEC dapat menerapkan pemotongan pasokan pertama dalam delapan tahun pada pertemuan resmi November mendatang. Pejabat OPEC akan mencoba untuk menyelesaikan perbedaan tentang berapa banyak produksi masing-masing anggota. Sementara Irak pekan ini mengatakan ingin dibebaskan dari pembatasan produksi lantaran adanya konflik dengan kelompok militan Islam.

"Semua mata tertuju pada pertemuan Wina," kata Giovanni Staunovo, analis UBS Group AG yang berbasis di Zurich, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (28/10). "Tanda kuncinya adalah bagaimana mereka memecahkan rintangan saat ini, data apa yang akan digunakan, siapa yang mendapat pembebasan, siapa yang perlu memangkas dan berapa banyak serta bagaimana jaminan anggota akan mematuhi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×