kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar Masih Wait and See, Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Kamis (14/11)


Rabu, 13 November 2024 / 17:33 WIB
Pasar Masih Wait and See, Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah Kamis (14/11)
ILUSTRASI. Petugas bank menghitung uang di salah satu cabang Super Flagship BNI di Jakarta. Rabu (13/11), rupiah spot ditutup melemah tipis sebesar 0,01% dalam sehari ke Rp 15.784 per dolar AS. KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali terdepresiasi akibat sikap investor yang menantikan data ekonomi Amerika Serikat. Rupiah pun berpotensi masih melanjutkan pelemahan hingga besok. 

Rabu (13/11), rupiah spot ditutup melemah tipis sebesar 0,01% dalam sehari ke Rp 15.784 per dolar AS. Begitupun rupiah Jisdor melemah 0,07% ke Rp 15.782 per dolar AS. 

Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong mencermati rupiah ditutup melemah terbatas lantaran investor cenderung bersikap wait and see dalam menantikan rilis data inflasi AS malam ini.

"Dengan absennya data ekonomi domestik, investor mengantisipasi data inflasi AS malam ini yang diperkirakan akan naik dari 2.4% menjadi 2.6% yoy," kata Lukman kepada KONTAN, Rabu (13/11).

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.782 Per Dolar AS, Rabu (13/11)

Adapun jika inflasi naik seperti perkiraan atau bahkan melebihi, maka rupiah berpotensi kembali tertekan. Sebaliknya apabila di bawah perkiraan, rupiah berpotensi rebound. Hanya saja, menurut Lukman apabila ada penguatan rupiah tidak akan besar karena sentimen dolar AS masih cukup kuat oleh kekhawatiran kebijakan tarif Trump.

Di sisi lain investor akan menantikan pidato sejumlah pejabat the Fed seperti Logan, Musalem dan Schmid. 

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo Rupiah Indonesia (IDR) mengatakan kekuatan Dolar AS yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan data ekonomi Federal Reserve, memiliki dampak yang signifikan terhadap Rupiah. 

Baca Juga: Dolar AS Mencapai Puncak Terkuat 6 Bulan Seiring Fokus pada Data Inflasi Amerika

"Indikasi terbaru tentang potensi kenaikan suku bunga oleh Fed telah memperkuat Dolar, yang memberi tekanan pada Rupiah," kata Sutopo kepada KONTAN, Rabu (13/11).

Di samping itu, Sutopo bilang ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah kian meningkat. Hal ini menyebabkan penghindaran risiko di kalangan investor, yang biasanya menguntungkan mata uang safe haven seperti Dolar AS sementara melemahkan mata uang pasar berkembang seperti Rupiah.

Untuk perdagangan Kamis (14/11), Sutopo memperkirakan rupiah akan tetap berada dalam kisaran yang sama Rp 15.600 - Rp 15.700 per dolar AS. Kalau Lukman memroyeksi rupiah ditutup melemah di kisaran Rp 15.700- Rp 15.850 per dolar AS. 

Selanjutnya: Jelang Akhir Tahun, Suvarna Sutera Gelar Rentetan Acara Menarik

Menarik Dibaca: Perbedaan Ceramide dan Hyaluronic Acid, Mana yang Lebih Baik untuk Kulit?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×