Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto tengah bersiap menghadapi keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), 18-19 Maret mendatang. Putusan ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan Bitcoin (BTC) yang saat tengah mengalami perbaikan setelah koreksi tajam.
Setelah mencetak rekor tertinggi di US$109.590 pada 20 Januari 2025, Bitcoin mengalami koreksi besar. Harganya turun hingga 30% ke level terendah US$76.700 pada 11 Maret.
Melansir dari Coinmarketcap.com, BTC telah pulih ke US$82.625 per Selasa (18/3) pukul 19.00 WIB. Harganya naik 7,7% dari titik terendahnya pekan lalu.
Namun, data dari SoSo Value menunjukkan bahwa antara 10-14 Maret, ETF Bitcoin mencatatkan arus keluar sekitar US$838 juta, menandakan investor institusional masih belum kembali dengan penuh ke pasar.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beralih Investasi dari Emas dan Perak Menjadi Bitcoin, Apa Alasannya?
Salah satu faktor yang mendukung pemulihan Bitcoin adalah data inflasi AS terbaru. Bureau of Labor Statistics (BLS) mencatat bahwa pada Februari 2025, Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya naik 0,2%, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,3%. Inflasi inti (Core CPI) juga tumbuh 0,2%, turun dari proyeksi 0,3%. Secara tahunan, inflasi inti berada di 3,1%, turun dari 3,3% pada Januari.
Pelemahan inflasi ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed berpotensi memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, yang bisa menjadi katalis positif bagi pasar kripto.
Menjelang keputusan FOMC, para pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% - 4,50%, sebagaimana dipantau melalui CME FedWatch Tool.
Financial Expert Ajaib Panji Yudha mengatakan bahwa pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan Bitcoin.
"Jika Powell memberikan sinyal dovish, seperti membuka peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, Bitcoin bisa menembus level psikologis $83.000 dan berpotensi melanjutkan tren naik menuju $87.000," ujar Panji dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3).
Baca Juga: Analis Berdebat soal Arah Bitcoin, Bull Market Telah Berakhir atau Masih Ada Harapan?
Sebaliknya, jika Powell tetap mempertahankan sikap hawkish dan tidak menunjukkan indikasi pemangkasan suku bunga, pasar kripto bisa kembali tertekan.
Di sisi lain, Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan rencana strategis untuk membangun cadangan Bitcoin nasional dan meningkatkan kepemilikan aset digital. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah AS semakin mengakui pentingnya BTC dalam lanskap keuangan global.
Dengan keputusan FOMC yang semakin dekat, investor tengah bersiap menghadapi potensi volatilitas besar. Jika The Fed memberikan sinyal positif, Bitcoin bisa mendapatkan dorongan signifikan, sementara sikap ketat dari Powell bisa membawa BTC kembali ke zona merah. Beberapa hari ke depan akan menjadi momen krusial bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.
Selanjutnya: Yield SUN 10 Tahun Indonesia Tinggi, Berikut Faktor Pendorongnya
Menarik Dibaca: Official Trailer dan Poster Penjagal Iblis: Dosa Turunan Dirilis, Tayang 30 April
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News