kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Pasar belum stabil, ini tips mengatur strategi investasi reksadana dari analis


Selasa, 20 Juli 2021 / 08:00 WIB
Pasar belum stabil, ini tips mengatur strategi investasi reksadana dari analis


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam penyusunan reksadana di tengah pasar yang belum stabil akibat pandemi Covid-19 di Indonesia, investor dinilai masih perlu untuk mengalokasikan dananya ke berbagai reksadana.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menilai bahwa masih perlu untuk ada alokasi di reksadana pasar uang untuk kepentingan mendadak, serta reksadana campuran. 

Ia melihat bahwa reksadana pasar uang juga menarik, terutama dari suku bunga di beberapa bank yang turun karena ekspansi pinjaman yang cukup sulit saat ini. 

Baca Juga: Makin diminati, Bank DBS Indonesia tawarkan investasi reksadana mulai Rp 100.000

Investment Specialist Sucor Asset Management Toufan Yamin juga menambahkan bahwa selain suku bunga rendah, reksadana pasar uang juga cukup mudah dicairkan terutama di kondisi saat ini.

Misalnya dengan menyimpan dana darurat di reksadana pasar uang, sehingga menurutnya menjadi lebih tenang dengan kondisi saat ini. “Reksadana pasar uang akan menjadi pilihan yang tepat bagi volatilitas portofolio secara keseluruhan,” kata Toufan. 

Selain itu, Toufan bahwa reksadana berbasis obligasi saat ini masih berkinerja baik, terutama di tahun lalu, sehingga masih ada potensi untuk naik di tahun ini walaupun akan terbatas. Terutama dari inflasi Indonesia yang kemungkinan masih akan rendah menurutnya.

“Jadi suku bunga masih akan cenderung terbatas, dibandingkan dengan negara lain yang mempunyai peringkat yang sama dengan Indonesia, kita secara valuasi obligasi masih sangat menarik,” ujar Toufan.

Baca Juga: Investasi di reksadana dan aset kripto meningkat selama pandemi

Ia mencontohkan dengan imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun di 6,6%, ditargetkan imbal hasilnya akan kembali ke 6,3% sampai 6,2%. Sehingga menurutnya harga obligasi masih ada potensi untuk naik. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×