Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
HONG KONG. Bursa saham Asia jatuh dipicu aksi jual yang melanda pasar China yang akhirnya memicu penghentian perdagangan yang kedua kalinya di pekan ini. Indeks MSCI Asia Pacific turun 2,1 % menjadi 124,38 pada 04:07 sore waktu Hong Kong, Kamis (7/1).
Gejolak yang telah menghapus sekitar U$ 2,5 triliun dari nilai saham global dalam tahun 2016, awal terburuk pembukaan tahun sejak tahun 2000 lalu. Perdagangan saham dan indeks berjangka China dihentikan oleh pemutus sirkuit otomatis setelah Indeks CSI 300 anjlok lebih dari 7 % menyusul Bank Rakyat China (PBOC) melemahkan tingkat referensi harian mata uangnya ke yang terendah sejak Agustus.
Yuan offshore yang diperdagangkan di Hong Kong anjlok ke level terendahnya lima tahun. Meningkatkan toleransi China untuk pelemahan yuan mengisyaratkan perjuangan pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan menghidupkan kembali kekhawatiran yang terakhir kali terlihat pada Agustus lalu, ketika saham AS memasuki koreksi pertama mereka dalam empat tahun terakhir.
Miliarder George Soros dalam forum ekonomi di Sri Langka mengatakan pasar global menghadapi krisis dan investor harus sangat berhati-hati di mana kondisi saat ini memiliki kesamaan saat krisis 2008.
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini dan berikutnya terkait perlambatan China yang memperpanjang kemerosotan komoditas dan bertahannya kontraksi di Brazil dan Rusia.
Indeks Hang Seng turun 3,1 % ke lebih dari dua tahun terendah, sementara indeks Hang Seng China Enterprises turun 4,2 % ke level terendahnya sejak Oktober 2011. Perusahaan-perusahaan CSI 300 yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen jatuh sebanyak 7,2 % sebelum perdagangan dihentikan.
Berdasarkan mekanisme yang berlaku efektif Senin kemarin, pergerakan dari 5 % di CSI 300 memicu saham untuk dihentikan selama 15 menit, opsi dan indeks berjangka, sementara bergerak dari 7 % saat ditutupnya pasar untuk sisa hari. Regulator sekuritas China mengakhiri pertemuan terjadwal pada kondisi pasar dan pemutus sirkuit tanpa memutuskan tindakan tambahan, menurut para analis.
Indeks Topix Jepang turun sebesar 2,1 %, membawa penurunan untuk minggu ini menjadi 5,8 %, karena yen yang menguat 0,3 % menjadi 118,13 per dolar. Setelah penutupan pasar, miliarder Tadashi Yanai Fast Retailing Co memangkas proyeksi laba sebesar 10 %.
Indeks S & P / ASX 200 Australia kehilangan 2,2 %, terbesarnya sejak 29 September, dan indeks S & P / NZX 50 Selandia Baru turun 0,8 %. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,1 % dan Indeks Straits Times Singapura turun 2,5 %, siap untuk penutupan terendahnya sejak 2012. Indeks Taiex Taiwan turun 1,7 %.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News