Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Poundsterling yang minim dukungan data ekonomi harus puas dengan pelemahannya di depan yen Jepang pada perdagangan hari ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/2) pukul 17.23 WIB pasangan GBP/JPY yang melorot 0,21% ke level 140,29 dibanding hari sebelumnya.
Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International mengatakan sebenarnya GBP punya alasan untuk menguat setelah kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan bahwa GDP kuartal empat 2016 naik 0,6% dibanding kuartal sebelumnya.
Dengan GDP tahunan yang meningkat 2,2%. Sehingga ini bisa jadi kekuatan poundsterling. Hanya saja bayang Brexit masih terus membalut lemah pergerakan poundsterling.
Serta jika dibandingkan dengan yen yang sedang naik pamornya akibat ketidakstabilan kondisi global tentu poundsterling terlihat belum mampu mengungguli mata uang Negeri Sakura tersebut.
Walau sebenarnya performa yen tengah memburuk setelah digempur sajian data ekonomi yang negatif. Dilaporkan data pinjaman bank Januari 2017 melambat pertumbuhannya dari 2,6% menjadi 2,5% serta transaksi berjalan Jepang Januari 2017 yang surplusnya mengecil dari 1,80 triliun yen menjadi 1,67 triliun yen.
Tentunya memberikan beban negatif pada mata uang Negeri Sakura. Efeknya terlihat pada GBP/JPY yang tetap melemah meski ada celah bagi poundsterling untuk membalikkan keadaan.
Anthonius menduga pasangan GBP/JPY cenderung bisa lanjutkan pelemahan. “Meski Jepang masih berkutat dengan sajian performa ekonomi yang stagnan tapi posisinya lebih kuat dari poundsterling saat ini,” jelas Anthonius.
Mengingat hasil pertemuan Bank of Japan pun masih bernada positif setelah BOJ mengatakan perekonomian Jepang bergerak ke arah sebagaimana yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan.
Beban poundsterling akan semakin besar jika harga rumah rata-rata di Inggris Januari 2017 benar menurun dari 24% menjadi 23% seperti dugaan. “Membuat poundsterling belum punya daya tahan dan trennya juga memang masih bearish,” tutup Anthonius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News