kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

The greenback tergelincir tipis di hadapan yen


Rabu, 08 Februari 2017 / 19:10 WIB
The greenback tergelincir tipis di hadapan yen


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski terpapar sajian data ekonomi yang negatif, namun yen berhasil catatkan penguatan di hadapan the greenback.

Mengutip Bloomberg, Rabu (8/2) pukul 17.23 WIB pasangan USD/JPY tergelincir tipis 0,03% ke level 112,36 dibanding hari sebelumnya.

Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures menuturkan pergerakan USD/JPY memang melemah cenderung flat. Hal ini disebabkan peran kedua mata uang sebagai safe haven menyebabkan baik USD maupun yen sama kuatnya di pasar global saat ini.

Hanya saja dengan tingginya ketidakpastian di AS mengenai langkah kebijakan yang akan diambil ke depannya oleh Donald Trump, Presiden AS membuat USD cenderung lebih tertekan.

“Trump sudah mengambil beberapa langkah kontroversial seperti proteksionisme dan belum memberikan arahan jelas mengenai kebijakan fiskal dan proyeksi mengenai mata uang AS sehingga USD masih dibayangi tren bearish,” jelas Nizar.

Walau memang di sisi lain sajian data ekonomi AS terus memuaskan pasar sehingga pelemahan USD cukup kuat bertahan.

Belum lagi, Gubernur The Fed bagian Philadelphia, Patrick Harker mengatakan ia mendukung kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat mengingat performa ekonomi AS yang sudah berada di jalur yang diharapkan. “Mengempisnya rentang pelemahan juga didukung oleh sajian data ekonomi Jepang yang mengecewakan pasar,” tutur Nizar.

Memang dilaporkan data pinjaman bank Januari 2017 melambat pertumbuhannya dari 2,6% menjadi 2,5% serta transaksi berjalan Jepang Januari 2017 yang surplusnya mengecil dari 1,80 triliun yen menjadi 1,67 triliun yen. Tentunya memberikan beban negatif pada mata uang Negeri Sakura.

Ditambah lagi pada Jumat (10/2) dijadwalkan akan berlangsung pertemuan Donald Trump dan Shinzo Abe untuk pertama kalinya sejak Trump dilantik. Pasar akan cenderung bersikap hati-hati dan wait and see.

Hasil pertemuan tersebut akan menentukan arah pergerakan pasangan ini ke depannya. "Pergerakan akan cenderung ranging," tutur Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×