Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jatuhnya harga minyak hingga serta data ekonomi Australia menjadi tekanan AUD di depan USD. Mengutip Bloomberg, Senin (4/1) pukul 20.24 WIB, pairing AUD/USD tergerus 0,52% ke level 0,7637 dibanding sehari sebelumnya.
Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy memaparkan, koreksi AUD/USD menyusul kejatuhan harga minyak yang mencapai level terendah dalam dua pekan. Hal tersebut turut berdampak pada mata uang AUD karena komoditas menjadi andalan ekspor utama Australia.
Sementara data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis akhir pekan lalu justru tidak berdampak besar pada pergerakan USD meski hasilnya positif.
AUD/USD tergerus setelah pekan lalu mencatat level tertinggi dalam sembilan bulan. "Data ekonomi Australia yang jelek menambah tekanan AUD," katanya.
Nizar menduga AUD/USD akan kembali menguat pada Selasa (5/4) setelah RBA memutuskan untuk menahan suku bunga di level 2%. Sementara USD menanti data ISM Non-Manufacturing PMI bulan Maret yang diprediksi naik 54,1 dari sebelumnya 53,4.
"Meski hasilnya bagus, pelaku pasar tidak akan merespon data itu karena The Fed sudah diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga pada bulan April," imbuh Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News