Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang dollar Australia kembali mendapat sokongan dari penguatan harga minyak mentah dunia. Sentimen ini berhasil membuat AUD unggul di hadapan USD.
Mengutip Bloomberg, Kamis (17/3) pukul 20.56 WIB, pasangan AUD/USD menguat 0,71% ke level 0,7607 dibanding sehari sebelumnya.
Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, penguatan AUD/USD didukung oleh kenaikan harga minyak mentah dunia, di samping berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. "Hari ini minyak naik hingga mendekati level US$ 40 per barel sehingga mendukung AUD sebagai mata uang komoditas," ujarnya.
Sementara data ekonomi Australia cukup beragam. Data penambahan tenaga kerja bulan Februari sebesar 300 orang berada di bawah proyeksi sebesar 11.600 meski naik dari angka sebelumnya yakni minus 6%. Namun, tingkat pengangguran turun menjadi 5,8% dari sebelumnya 6%.
Di sisi lain, mata uang USD memang sedang tertekan oleh pernyataan The Fed. Dalam pernyataan resminya, The Fed mengaku ekonomi AS tetap baik dengan pertumbuhan tenaga kerja yang sehat.
Tetapi The Fed tidak memungkiri adanya resiko kondisi eksternal yakni gejolak ekonomi global yang dapat mempengaruhi AS. Akhirnya, The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga maksimal hanya di kisaran 0,9% tahun ini atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 1,4%.
Lalu The Fed juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonom AS dari 2,4% menjadi 2,2%. "Pernyataan ini dianggap dovish sehingga memicu koreksi USD terhadap semua mata uang termasuk AUD," imbuh Alwi.
Selama harga minyak masih menguat, Alwi memprediksi koreksi AUD/USD akan berlanjut hingga akhir pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News