Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramai-ramai emiten mulai mengadopsi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini tak hanya digunakan oleh perusahaan teknologi, tetapi berbagai sektor industri.
Misalnya di sektor kesehatan, ada PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang melakukan kerja sama dengan XtalPil untuk memanfaatkan AI dalam proses penelitian dan pengembangan.
Nantinya, PYFA mengubah proses penelitian dan pengembangan dari model padat karya menjadi model yang mengutamakan alur kerja berbasis komputasi dan otomatisasi.
Kemudian ada PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) yang bekerja sama dengan Yongin Severance Hospital untuk digitalisasi layanan kesehatan dengan memanfaatkan AI.
Dengan menggunakan AI, SILO mampu meningkatkan akurasi diagnostik, terutama dalam analisis pencitraan medis sehingga memungkinkan deteksi penyakit lebih dini dan perencanaan perawatan yang lebih efektif.
Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) Adopsi Teknologi AI Untuk Proses Riset dan Pengembangan
Pemanfaatan kecerdasan buatan juga diimplementasikan oleh perusahaan telekomunikasi salah satunya, PT XL Axiata Tbk (EXCL). EXCL menggunakan AI untuk mengidentifikasi perilaku pelanggan.
Head External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan penggunaan AI merupakan strategi kunci untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan pengalaman pelanggan dan membuka peluang bisnis baru.
Pada sisi jaringan, AI berperan dalam pemeliharaan jaringan yang prediktif, manajemen lalu lintas real-time dan perencanaan jaringan otonom. Ini memungkinkan EXCL meningkatkan kendala layanan dan mengurangi down time.
"Setelah menggunakan AI, konsumsi energi atau listrik bisa dikurangi, jejak karbon menurun, ROI pembangunan menara meningkat, kualitas layanan naik, juga NPS naik 5-6 pts," katanya kepada Kontan, Jumat (3/1).
Kemudian ada PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) yang tengah bertransformasi menjadi AI TechCo. Bahkan, ISAT telah bekerja sama dengan NVIDIA untuk memanfaatkan teknologi ini.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Steve Saerang bilang Indosat telah mengimplementasikan berbagai solusi berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman.
"Dengan memanfaatkan kapabilitas AI, Indosat mendorong efisiensi pemrosesan pekerjaan sehari-hari dan mengoptimalkan biaya operasional serta mendukung mendukung efisiensi sumber daya," jelas dia.
Emiten pelat merah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga telah memanfaatkan kecerdasan buatan melalui chatbot berbasis Large Language Model (LLM). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga turut menggunakan AI.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Jalin Kerja Sama dengan Xanh SM Untuk Solusi IoT
Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penerapan AI akan berdampak positif bagi bisnis para emiten karena menciptakan efisiensi.
Dia menyoroti, adopsi AI dalam industri telekomunikasi bukanlah tren sementara. AI telah menunjukkan potensi besar dalam mengubah cara perusahaan beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan.
"Seiring dengan perkembangan teknologi AI yang semakin pesat, penerapan AI di sektor telekomunikasi akan semakin meluas dan mendalam," katanya.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menambahkan, secara umum menggunakan AI diperlukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
"Harapannya strategi yang direncanakan emiten bisa berjalan tepat sasaran sehingga bisa efektif dan mampu mendorong performa keuangan para emiten," jelas Nafan.
Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan akumulasi beli pada EXCL, ISAT, TLKM, GOTO, SILO dengan target harga pada masing-masing saham di level Rp 2.500, Rp 3.130, Rp 3.200, Rp 98 dan Pp 3.550.
Selanjutnya: Jawa Tengah Jadi Sentra Industri Hasil Tembakau (IHT) Nasional, Ini Buktinya
Menarik Dibaca: Cara Bijak Investasi di Pasar Saham, Ini Tips dari BNI Sekuritas!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News