Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kertas dan karton, PT Paperocks Indonesia Tbk akan menggelar penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) untuk bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Calon emiten yang bakal menggunakan kode saham PPRI ini menawarkan sebanyak-banyaknya 275 juta saham dengan nilai nominal Rp 50. Nilai nominal tersebut setara dengan 25,58% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Penawaran harga awal alias book building pada kisaran Rp 130–Rp 150 per saham. Walhasil, Paperocks Indonesia berpotensi bakal memperoleh dana segar paling banyak Rp 41,25 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja PPRI, termasuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paper wrap dan biaya operasional (beban penjualan dan beban umum dan administrasi).
Baca Juga: Bedah IPO Paperocks Indonesia (PPRI), Punya Pelanggan Sejumlah Perusahaan Grup Salim
Dalam kesempatan yang sama, PPRI juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 165 juta Waran Seri I atau sebesar 20,63%. Adapun total dana dari Waran Seri I tersebut maksimal Rp 33 miliar. Sama dengan dana hasil IPO, seluruh dana hasil Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.
Selain itu, setelah penawaran umum perdana saham, PPRI berencana untuk membayarkan dividen kas kepada pemegang saham PPRI dalam jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 30% dari laba bersih tahun buku 2023. Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan PPRI dan tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar.
Namun, pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham.
Adapun strategi perseroan antara lain, untuk mengembangkan produk, memperluas pemasaran dari kemasan kertas, memaksimalkan search engine optimization, pelatihan sumber daya manusia, dan perluasan potensi pasar kemasan kertas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News