Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan kinerja positif di kuartal IV 2024 dengan mencetak laba bersih sebesar US$ 11 juta. Capaian itu membalikkan kerugian sebesar US$ 55 juta pada kuartal sebelumnya.
Namun secara tahunan, perusahaan menutup tahun 2024 masih dengan rugi bersih sebesar US$ 56 juta, lebih besar dibanding rugi bersih US$ 21 juta pada tahun sebelumnya.
Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey menyampaikan bahwa meskipun beban keuangan yang tinggi menekan laba bersih, MDKA tetap menunjukkan fundamental operasional yang solid. Tercermin dari sisi pendapatan yang naik 31,2% yoy menjadi US$ 2,23 miliar.
"Ini sebagian besar didorong oleh lonjakan penjualan dari segmen nikel, khususnya MBMA (PT Merdeka Battery Material Tbk), serta kontribusi signifikan dari bijih limonit," tulisnya dalam riset Selasa (8/4).
Baca Juga: Kenaikan Harga Emas dan Progres Proyek Dorong Prospek Merdeka Copper Gold (MDKA)
Penjualan bijih limonit mengalami lonjakan drastis hingga 1.031% YoY menjadi US$ 181 juta seiring dengan dimulainya penjualan ke pihak ketiga. Selain itu, penjualan domestik melonjak menjadi 66,4% dari total, sejalan dengan tren hilirisasi dalam negeri yang terus menguat.
Beberapa proyek strategis juga tengah dijalankan MDKA, seperti proyek tembaga Tujuh Bukit dan tambang emas Pani, yang masing-masing menunjukkan progres signifikan. Selain itu, lini pertama pabrik HPAL mulai beroperasi pada akhir 2024, menjadi katalis positif untuk ekspansi segmen hilirisasi nikel.
Ia memproyeksikan produksi emas dan tembaga tahun ini masing-masing mencapai 100.000 ons – 110.000 ons dan 13.000 ton, dengan biaya produksi kompetitif. Produksi NPI diperkirakan mencapai 80.000 ton – 87.000 ton.
Baca Juga: Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit
Dus, Andhika menilai prospek MDKA ke depan masih menjanjikan. Apalagi lanjutnya, dengan ekspektasi harga emas yang masih tinggi serta kontribusi dari proyek-proyek baru. MDKA diyakini memiliki ruang tumbuh yang cukup besar.
Panin Sekuritas tetap merekomendasikan buy, meskipun menurunkan target harga menjadi Rp 1.600 per saham dari sebelumnya Rp 2.100.
"Penurunan ini lebih karena penyesuaian terhadap tekanan harga nikel global dan potensi keterlambatan beberapa proyek," tutup Andhika.
Selanjutnya: Menilik Prospek Pergerakan Rupiah pada Selasa (22/4)
Menarik Dibaca: Dominan Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (22/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
