kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Terkendali, Kinerja Bisnis Emiten Konglomerat Ikut Melesat


Senin, 04 April 2022 / 17:43 WIB
Pandemi Terkendali, Kinerja Bisnis Emiten Konglomerat Ikut Melesat
ILUSTRASI. Pengendalian pandemi covid-19 yang diiringi pemulihan ekonomi turut mengangkat kinerja emiten konglomerasi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Dari Group Salim, penjualan bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) kompak naik sepanjang tahun lalu. INDF mencetak kenaikan penjualan bersih hingga 21,55% secara yoy menjadi Rp 99,34 triliun.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkerek 18% menjadi Rp 7,64 triliun. Sejalan dengan induk perusahaannya, penjualan bersih ICBP melesat 21,79% yoy menjadi Rp 56,80 triliun. Meski laba bersih ICBP tertekan 3% yoy menjadi Rp 6,39 triliun.

Sedangkan anggota konglomerasi Sinarmas Group, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 1,35 triliun sepanjang 2021, meroket 378,74% dibanding tahun sebelumnya. Hingga akhir 2021, BSDE membukukan pendapatan usaha Rp 7,65 triliun, naik 23,85% secara yoy.

Baca Juga: Saham-Saham Penghuni LQ45 Terbang Tinggi, Bagaimana Valuasi dan Rekomendasi?

Dari Group Lippo, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil memangkas rugi bersih dari Rp 8,89 triliun menjadi Rp 1,6 triliun di akhir 2021. Perbaikan kerugian LPKR seiring bertumbuhnya pendapatan LPKR sebesar 36,57% menjadi Rp 16,13 triliun.

Sementara itu, emiten Group Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mampu membalikkan kinerja dengan meraih laba bersih di atas Rp 98 miliar. Padahal di sepanjang 2020, BNBR masih menderita kerugian bersih Rp 930 miliar.

Pandhu melanjutkan, grup konglomerasi yang memiliki anak usaha di bisnis komoditas mendapatkan dorongan yang kuat. Misalnya Group Astra dari UNTR dan AALI. Kemudian di Group Salim ada LSIP dan SIMP.

Group Saratoga juga memiliki portofolio di bisnis komoditas seperti pada ADRO, ADMR, MDKA, AGII dan PALM. Selain komoditas, sambung Pandhu, sektor perbankan juga terbilang punya kinerja cemerlang, seperti BBCA dari Group Djarum, lalu MEGA dan BBHI dari Group Chairul Tanjung (CT Corp).

Baca Juga: IDX BUMN20 Cetak Kinerja Ciamik, Intip Saham-Saham yang Menarik Dikoleksi

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, dengan bisnis yang lebih terdiversifikasi, emiten konglomerat bisa pulih lebih cepat. Sebab, jika ada satu sektor bisnis yang pemulihannya lambat, ada sektor bisnis lain yang bisa mengisi.

"Misalkan saat berbicara Astra. Ketika bisnis propertinya masih lesu, mereka masih memiliki bisnis yang lain seperti komoditas yang mampu mendorong kinerja perusahaan secara keseluruhan," ujar Nico.

Meski, Nico memberikan catatan bahwa kondisi fundamental masing-masing perusahaan tetap menentukan. Hanya saja, emiten dalam jejaring konglomerasi memang memiliki ketahanan modal dan likuiditas yang cenderung lebih terjaga. Alhasil, bisa lebih kuat menghadapi tekanan krisis atau ketika bisnis belum seutuhnya pulih.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menyoroti kinerja bisnis sejumlah emiten konglomerasi yang juga ikut terangkat oleh kucuran insentif dari pemerintah. Misalnya saja, segmen bisnis otomotif Astra terpapar pemberian insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang mendongkrak penjualan mobil.




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×