Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX BUMN20 mencetak pertumbuhan kinerja sebesar 10,33% dari awal tahun hingga perdagangan Jumat (1/4), capaian ini lebih tinggi daripada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penguatan 7,56%.
Beberapa saham yang mengalami penguatan tertinggi ada PT Timah Tbk (TINS) dengan kenaikan 32,65% ytd, disusul PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang tumbuh 23,62% ytd, kemudian ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kenaikan 22,59%, dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang menguat 13,75%.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai, kenaikan harga komoditas seperti batubara dan logam, serta kinerja keuangan emiten perbankan membawa emiten yang tergabung dalam indeks IDX BUMN20 mencatatkan pertumbuhan tertinggi secara ytd.
Baca Juga: Ditopang Harga Komoditas, Metrik Keuangan Inalum (MIND ID) Diperkirakan Naik Drastis
Di lain sisi, beberapa saham yang masih mencatatkan koreksi ada PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Berbeda dengan emiten komoditas, Ivan menjelaskan saham emiten semen mendapat sentimen negatif dengan menguatnya harga batubara. “Ini otomatis menjadi katalis negatif bagi industri semen sekaligus pada bidang konstruksi properti,” kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).
Selanjutnya, untuk saham farmasi saat ini memang tengah minim sentimen pendorong karena kondisi pandemi Covid-19 yang semakin terkendali.
Ivan menyebut, penurunan harga batubara berpotensi menjadi penggerak bagi saham emiten semen dan konstruksi yang sebelumnya mengalami tekanan harga saham. Oleh karena itu, menurut Ivan investor dapat mencermati momentum ini sebagai kesempatan untuk mulai melakukan akumulasi dan mengantisipasi adanya kemungkinan terjadi rotasi sektoral.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Kucurkan Pembiayaan Rp 2,3 triliun untuk Dua Proyek Infrastruktur
Pada tahun ini, dia melihat emiten BUMN dapat mencetak kinerja yang positif. “Jika tensi geopolitik kembali lebih baik, utamanya dari Rusia-Ukraina, maka diharapkan harga komoditas lebih terkendali dan pemulihan pada berbagai industri dapat berlangsung. Sehingga industri barang baku dan properti turut mengalami pemulihan kinerja di tahun ini,” tambah Ivan.
Dari jajaran saham BUMN, ada beberapa saham dengan kinerja yang tergolong baik untuk dapat diperhatikan. Ivan melihat saham TLKM, PTPP, ELSA, dan BJBR bisa dicermati.
Dia menambahkan, saham-saham tersebut menarik untuk dikoleksi seiring dengan sentimen terkait transisi digital, bangkitnya industri perbankan termasuk bank daerah di masa pandemi, fluktuasi harga energi, serta potensi Kawasan Industri Terpadu (KIT).
Adapun target harga untuk TLKM di Rp 4.800 per saham, PTPP di Rp 1.180 per saham, ELSA dengan target harga Rp 236 per saham, dan BJBR di Rp 1.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News