Reporter: Namira Daufina, RR Putri Werdiningsih, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sepanjang kuartal pertama 2017, harga komoditas logam mulia bersinar terang. Bahkan, kenaikan suku bunga The Fed pada Maret 2017 lalu tak mampu membendung tren bullish komoditas logam mulia.
Tengok saja harga emas. Selasa (4/4) pukul 19.38 WIB, harga emas di Commodity Exchange kontrak pengiriman Juni 2017 naik 0,61% ke level US$ 1.261,70 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Sejak akhir 2016, harga emas sudah melambung 9,03%.
Sementara harga perak kontrak pengiriman Mei 2017 di Commodity Exchange per pukul 15.15 WIB kemarin menguat 0,9% ke US$ 18,38 per ons troi. Harga perak melambung 14,4% sepanjang kuartal satu.
Lalu, per pukul 16.42 WIB kemarin, harga platinum kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,05% ke level US$ 958,70 per ons troi. Bila dihitung sejak awal tahun, harga sudah naik 5,44%.
Sedangkan harga paladium kontrak pengiriman Juni 2017 menguat 0,55% ke US$ 807,00 per ons troi dibandingkan dengan hari sebelumnya. Secara year to date, harga sudah melonjak 17,99%.
Harga logam mulia tampaknya masih bisa menguat lagi. Berikut ini ulasan harga emas, perak, platinum dan paladium dari para analis.
Emas
Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, penguatan harga emas di awal tahun disokong oleh peningkatan permintaan emas pada perayaan tahun baru China atau Imlek. Selain itu, permintaan emas dari India pun meningkat.
Di Februari 2017, permintaan emas India naik 175% menjadi 96,4 ton dibanding permintaan di Februari 2016. World Gold Council memprediksi, permintaan emas India sepanjang tahun ini akan melonjak dari 600 ton ke kisaran 650 ton700 ton. "Emas juga makin diminati sebagai aset lindung nilai," terang Deddy.
Harga emas juga melesat lantaran pelaku pasar khawatir atas potensi kemenangan Marine Le Pen dalam pemilihan presiden Prancis. Kandidat presiden dari Partai Front Nasional ini ingin melepaskan Prancis dari Uni Eropa. Dalam jajak pendapat terakhir, Le Pen mengungguli dua kandidat lainnya.
Di akhir kuartal satu, pamor emas sebagai aset lindung nilai semakin menguat setelah Presiden AS Donald Trump gagal mengajukan revisi UU Kesehatan kepada Kongres AS. Kegagalan tersebut dikhawatirkan juga akan terjadi pada beberapa rencana pemerintah lainnya. "Di kuartal II, kemungkinan emas masih mampu mempertahankan penguatan," kata Deddy.
Tapi kenaikan dollar AS dapat menghadang laju penguatan si kuning. Deddy menghitung, harga emas di kuartal II bergerak antara US$ 1.263-US$ 1.300 per ons troi.
Perak
Research and Analyst Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, harga perak bergerak naik seiring dengan laju harga emas. Harga perak menguat lantaran ditopang pelemahan dollar AS.
Pada awal tahun ini, perak memang sempat tertekan oleh kenaikan suku bunga The Fed di Desember 2016 lalu. Tetapi pasar kembali melirik logam mulia ini di tengah ketidakpastian yang melanda AS.
Presiden Donald Trump belum juga menjelaskan rencana kebijakan yang dilontarkan pada saat kampanye, termasuk pengurangan pajak dan pembangunan infrastruktur. Sedang kenaikan suku bunga The Fed bulan Maret 2017 sudah diantisipasi pasar.
Imbasnya, dollar AS kembali melemah dan harga perak menyentuh level tertinggi sejak November 2016 di US$ 18,489 per ons troi pada 1 Maret lalu. Kenaikan harga juga didukung permintaan perak dari sektor industri di China, yang menguat selama delapan bulan beruntun.
Solidnya manufaktur China dan Eropa, serta harapan kenaikan permintaan dari proyek infrastruktur AS, menjadi sentimen positif. Tetapi faktor utama penggerak harga perak adalah USD. "Kuartal kedua, dollar AS berpotensi menguat dengan dukungan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed bulan Juni," imbuh Faisyal.
Maka Faisyal memperkirakan harga perak mulai melambat di kuartal kedua. Harga akan bergerak di kisaran US$ 16,70-US$ 19,75 per ons troi.
Platinum dan Paladium
Harga platinum dan paladium sangat dipengaruhi oleh permintaan industri otomotif. Maka di awal tahun, harga cenderung tertahan, mengingat penjualan otomotif China dan AS sempat melambat, karena berkurangnya minat konsumen terhadap kendaraan bermesin diesel.
Ini imbas dari kecurangan tes emisi yang dilakukan oleh Volkswagen di akhir 2015. Lihat saja, penjualan kendaraan bermotor di AS bulan Januari 2017 turun 2% dan penjualan di China turun 1,1% dibandingkan dibandingkan penjualan di Januari 2016. "Setelah itu, pasokan komoditas dilaporkan mengempis, plus spekulasi kenaikan suku bunga The Fed juga menopang kenaikan harga platinum dan paladium," jelas Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka.
Harga platinum dan paladium berpotensi naik lagi di kuartal II-2017. Sebab, catatan J.D Power dan LMC Automotive, penjualan mobil di AS pada Maret 2017 bisa naik 1,9% mencapai 1,62 juta unit dibandingkan posisi Maret 2016. Sepanjang 2017 ini, penjualan diprediksi akan mencapai 17,6 juta unit, naik 0,1% dibanding tahun lalu.
Ibrahim memprediksi, harga platinum akhir kuartal II-2017 di kisaran US$ 950,20-US$ 1.050,20 per ons troi. Sedang harga paladium diprediksi US$ 780,50-US$ 935,70 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News