Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pakuwon Jadi Tbk (PWON) optimis bisa tumbuh maksimal sepanjang tahun 2015 meskipun industri properti sepanjang kuartal I mengalami perlambatan. Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan pendapatan bisa tumbuh 22%.
Tahun lalu, pengembang kota Casablanka ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,87 triliun. Dengan target pertumbuhan 22%, PWON diharapkan bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 4,72 triliun.
Minarto Basuki, Direktur Keuangan PWON mengatakan untuk mencapai kinerja yang positif perseroan akan terus mendorong proyek-proyek pendapatan berulang. "Kita menargetkan 50% porsi pendapatan berulang dan 50% development untuk jangka panjang," kata Minarto di Jakarta, Kamis (25/6).
Hingga Mei, PWON telah berhasil mengantongi pra penjualan atau marketing sales Rp 1,8 triliun. Artinya, dalam lima bulan pertama emiten properti ini telah berhasil merealisasikan 52% dari target marketing sales yang dipatok tahun ini sebesar Rp 3,4 triliun.
Rinciannya, sekitar 50% marketing sales diperoleh dari proyek landed house yang ada di Grand Pakuwon dan Pakuwon City Surabaya. Sedangkan 50% sisanya disumbang oleh proyek kondominium.
Kendati dalam lima bulan pertama telah berhasil mengantongi separuh lebih dari target pra penjualan, PWON belum berencana menaikkan target."Kita belum akan revisi target," ujar Minarto.
Padahal, sentimen positif terhadap industri properti belakangan cukup banyak seperti pelonggaran LTV 10% yang akan efektif mulai Juli dan rencana dibukanya keran kepemilikan properti bagi asing.
Penjualan PWON tahun 2014 dengan menggunakan KPR mencapai 25%. Itu artinya, dampak pelonggaran LTV cukup besar terhadap kinerja perseroan. Sedangkan, proyek apartemen perseroan juga menyasar pasar menengah atas.
Ivi wong, Direktur Pengembangan Bisnis PWON mengaku kedua sentimen tersebut akan membawa dampak positif terhadap perseroan. Namun menurutnya, efeknya baru akan terjadi di tahun 2016. "Seberapa besar impact-nya belum bisa kita hitung," lanjut Ivi.
Untuk mencatatkan kinerja yang baik, PWON akan terus menggenjot proyek-proyek existing seperti Tunjungan Plaza 5 dan 6, perluasan Supermall Pakuwon, dan pengembangan Grand Pakuwon city.
Disamping itu, perseroan juga akan terus menambah lahan di sekitar proyek PWON yang sudah ada saat ini. Saat ini, PWON masih memiliki lahan cadangan atau land bank seluas 421 hektare (ha). Lahan tersebut tersebar di sekitar proyek -proyek perseroan. Lahan terluas ada di Pakuwon City sekitar 240,5 ha dan Grand Pakuwon 127 ha.
Menurut Minarto, lahan tersebut masih cukup dikembangkan dalam waktu 10 tahun ke depan. Kendati begitu, perseroan akan konsisten menambah lahan setiap tahun guna menjaga keberlangsungan bisnis perseroan.
Tahun ini, pengembangan yang fokus ekspansi di Surabaya dan Jakarta ini mengalokasikan belanja modal Rp 300 miliar -Rp 400 miliar untuk akuisisi lahan. Hanya saja manajemen perseroan tak bersedia menyebut target luas lahan yang hendak diakuisisi.
"Luasnya tergantung kondisi. Tapi setiap tahun kita tetap lakukan penambahan lahan," kata Minarto.
Untuk belanja modal pengembangan proyek, PWON menganggarkan dan sebesar Rp 2,2 triliun. Dengan demikian total belanja modal atau capex perseroan tahun ini mencapai 2,6 triliun. adapun sumber dananya berasal dari khas internal.
Hingga kuartal I, PWOn baru menyerap capex sebesar Rp 614 miliar. Sekitar Rp 150 miliar digunakan untuk akuisi lahan, sisanya untuk pengembangan proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News