kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pajak rokok bikin batuk kinerja GGRM


Rabu, 16 Oktober 2013 / 07:15 WIB
Pajak rokok bikin batuk kinerja GGRM
ILUSTRASI. Promo Indomaret Hanya 3 Hari Periode 10-12 Juni 2022


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Ada satu lagi tantangan yang harus dihadapi para produsen rokok. Mulai 1 Januari 2014, Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah merestui pemerintah provinsi memungut pajak rokok sebesar 10% dari tarif cukai rokok. Tak ayal, emiten produsen rokok seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) bakal kena imbas.

Dalam enam bulan pertama tahun ini, GGRM masih mempertahankan pertumbuhan kinerja. Tapi, GGRM tersandera kenaikan beban pokok penjualan. Hal itu membuat laba bersih GGRM hanya tumbuh tipis. Beban ini diprediksi akan terus membengkak, terutama di tahun depan karena beleid baru pajak rokok.

Joseph Pangaribuan, analis Samuel Sekuritas mengatakan, per semester I 2013, biaya cukai mencapai 55,5% dari total biaya pokok penjualan GGRM. Hitungan Joseph, kenaikan pajak rokok atas tarif cukai bisa mengerek beban GGRM menjadi 61% terhadap beban pokok penjualan. "Margin GGRM bisa tergerus dan memang trennya akan melambat di tahun depan," jelasnya.

Pertumbuhan GGRM juga banyak dipengaruhi harga cengkih dan tembakau. Beban bahan baku ini juga menggerus margin laba GGRM.

Herman Koeswanto, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya menuliskan, penerapan pajak rokok di tahun depan akan mempengaruhi permintaan. Berdasarkan perhitungan Herman, dengan asumsi tarif pajak 10%, GGRM perlu menaikkan harga jual rata-rata sekitar 11%-12%. 

Menaikkan harga bisa menetralkan dampak beban. Risikonya, pangsa pasar GGRM akan tertekan. Apalagi ada kompetisi ketat pada segmen rokok mild.

Pada semester I 2013 lalu, GGRM membukukan penjualan Rp 26,6 triliun, naik 13,1% dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 23,56 triliun. Beban penjualan pun naik dari Rp 19 triliun menjadi Rp 21,33 triliun. Alhasil, laba bersih GGRM hanya naik 4,8% menjadi Rp 2,20 triliun.

Akhmad Nurcahyadi, analis AM Capital mengatakan, secara historis, tantangan utama dari emiten rokok adalah kenaikan cukai dan bahan baku. Namun menurutnya, tahun ini lonjakan bahan baku tidak sebesar tahun lalu.

Akhmad menilai, GGRM masih mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja tahun ini. Soalnya, semahal apapun harga rokok, konsumen tetap akan membeli. Apalagi, daya beli masyarakat terus tumbuh. "Kenaikan raw material tidak separah tahun lalu, sehingga tahun ini lebih positif," ujarnya.

Namun, Akhmad memperkirakan, GGRM akan lebih tertekan tahun depan. Margin laba GGRM menyempit. Cuaca makin sulit diprediksi sehingga ada kemungkinan naiknya harga bahan baku.

Joseph menambahkan, perlambatan kinerja terjadi hampir di semua industri rokok. Untuk mengatasinya, GGRM harus lebih banyak berinovasi pada produk dan memperluas pangsa pasar.

Menurut Herman, volume penjualan GGRM juga berisiko turun. Hal ini sudah terlihat dari penjualan per Agustus. Penjualan merek Gudang Garam Djaja dan Gudang Garam Merah turun 40%-50% dari penjualan sebelumnya. Tapi, Gudang Garam Surya dan Gudang Garam Mild masih melanjutkan pertumbuhan.

Di semester II ini, Herman memprediksi, pertumbuhan volume penjualan GGRM bisa turun 10%-12% dibanding semester sebelumnya. Ia memperkirakan, pangsa pasar GGRM masih bisa mencapai 22%, bersaing dengan HM Sampoerna yang menguasai 29% pangsa pasar.

Herman meramal, pendapatan GGRM tahun ini bisa mencapai Rp 54,79 triliun, tumbuh 11,8% dibanding tahun lalu. Adapun laba bersih akan naik 13,5% menjadi Rp 4,55 triliun. Tahun depan, pendapatan dan laba bersih GGRM diprediksi Rp 60,3 triliun dan Rp 5,2 triliun.

Herman merekomendasikan netral saham GGRM dengan target harga Rp 42.800. Akhmad merekomendasikan hold saham ini di target harga Rp 38.860. Joseph merekomendasikan buy dengan target harga harga Rp 50.000. Jumat (11/10), harga GGRM turun 0,58% ke Rp 34.350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×