Reporter: Dina Farisah, Dina Mirayanti Hutauruk, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang Garuda ke Rp 12.973 per dollar AS atau menguat 0,22% dari sebelumnya Rp 13.002 per dollar AS.
Sementara, mengacu data Bloomberg justru rupiah terkoreksi 0,05% ke Rp 12.963 per dollar AS dari sebelumnya Rp 12.957 per dollar AS.
Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas memperkirakan rupiah akan menguat menuju kisaran Rp 12.920- Rp 12.950 per dollar AS.
Demikian juga dengan bursa Asia, Lana memperkirakan akan positif pada hari ini dengan dukungan indeks futurenya yang hijau dan terbawa sentimen positif dari notulensi the Fed.
Sementara isu ekonomi hari ini yang akan mempengaruhi pasar menurut LAna adalah posisi cadangan devisa pada Maret tercatat sebesar US$111,6 miliar turun US$3,9 miliar dari bulan Februari sebesar US$115,5 miliar. Posisi tersebut masih bisa membiayai 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah
Lana bilang, penurunan ini karena pembayaran utang luar negeri pemerintah dan intervensi BI di pasar valas pada bulan Maret. Sepanjang bulan tersebut tekanan dollar terhadap rupiah sangat besar hingga mencapai Rp 13.245 per dollar AS.
Sementara dari ekternal, kata Lana, pergerakan pasar juga akan dipengaruhi terpecahnya suara pejabat The Fed terhadap rencana menaikkan suku bunga the Fed. Sebagian menilai perekonomian AS baru siap dengan kenaikan pada 2016. Pelaku pasar merespon positif kemungkinan kenaikan akan mundur dari rencana awal pada Juni 2015 ini.
Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, apresiasi rupiah dari data nonfarm payrolls AS akhir pekan. Selain itu, data sektor jasa Spanyol dan Italia positif menjadi tekanan bagi dollar AS.
Namun, penguatan rupiah terbatas sebab pelaku pasar wait and see menanti petunjuk kenaikan suku bunga The Fed. Apalagi, cadangan devisa Indonesia terus menurun dari Februari 2015 US$ 115,527 miliar menjadi US$ 111,554 miliar pada 31 Maret 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News