Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang sedang membangun tiga pabrik baru bakal mengerek kinerja perusahaan di tahun ini. Mengingat, pada pertengahan 2018, salah satu pabrik anyarnya bakal beroperasi.
Pabrik yang dimaksud adalah pabrik biosimilar yang berlokasi di Cikampek. Pabrik yang dibangun bersama perusahaan farmasi asal Korea Selatan ini direncanakan memproduksi obat untuk pengobatan cuci darah dan kanker. Ke depan, produk baru tersebut bakal didistrubusikan untuk memenuhi kebutuhan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Analis Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mengatakan, pabrik baru tersebut akan memberi dampak positif karena dapat membuka peluang memperluas pasar dalam program JKN. "Kami yakin tahun 2018 akan menjadi tahun yang lebih baik untuk KLBF," kata dia. Ekspektasi pulihnya belanja konsumen jelang Pilkada serentak juga turut mengerek kinerja perusahaan farmasi ini.
Di lain sisi, Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja menilai, pengoperasian pabrik biosimilar ini juga memiliki risiko. KLBF akan memiliki beban baru lantaran harus membuka pasar terlebih dahulu. "Kalau secara reputasi, mereka diuntungkan karena ini pabrik biosimilar pertama di Indonesia," terang dia.
Waspadai kurs
Faktor membaiknya daya beli masyarakat lebih jadi penyokong utama kinerja KLBF di tahun ini. Joni menambahkan, bisnis distribusi masih jadi tulang punggung KLBF dalam mengeruk pendapatan.
Hal senada juga diungkapkan Analis BCA Sekuritas Jennifer F. Yapply. Dalam risetnya, dia menjelaskan, divisi distribusi dan nutrisi bakal berpengaruh besar pada kinerja KLBF di tahun ini. Mengingat ada beberapa rumahsakit baru yang dibuka dan bisa memperluas jaringan distribusi perusahaan. "Divisi distribusi terbantu oleh pembukaan sejumlah rumahsakit baru, apalagi KLBF juga sudah mulai masuk ke perlengkapan medis," ungkap dia
Meski diprediksi memiliki kinerja ciamik tahun ini, tapi perusahaan farmasi ini perlu mewaspadai ancaman fluktuasi nilai tukar rupiah. Lantaran sebagian besar bahan baku masih impor, melemahnya mata uang Garuda berisiko bagi kinerja keuangan KLBF. Jennifer menghitung, tiap penguatan dollar Amerika Serikat sebesar 1% bakal memangkas laba bersih KLBF sebesar 5,4%.
Karena itu, Jennifer melakukan downgrade rekomendasi saham KLBF dari beli menjadi tahan, dengan target harga Rp 1.700 per saham. Serupa, Natalia juga merekomendasikan hold pada harga Rp 1.700. Hanya Joni yang masih menyarankan buy KLBF, dengan target harga Rp 2.020 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News