Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan menjual 30,7 juta ton batubara tahun ini. Target tersebut naik 17,62% dari realisasi penjualan tahun sebelumnya yang hanya 26,1 juta ton.
Emiten pelat merah ini juga menargetkan kenaikan volume produksi, dari 24,8 juta ton di 2020 menjadi 29,5 juta ton di 2021.
Direktur Niaga PTBA, Adib Ubaidillah mengatakan, naiknya target kinerja operasional PTBA tahun ini dengan mempertimbangkan membaiknya permintaan dan juga harga batubara, baik di dalam maupun luar negeri.
“Permintaan cukup tinggi baik domestik maupun luar negeri pada kuartal pertama 2021. Saya kira kita bisa memanfaatkan momentum harga jual yang naik ini,” terang Adib saat konferensi pers virtual, Jumat (12/3).
Baca Juga: Sepanjang 2020, Bukit Asam (PTBA) jual 26,12 juta ton batubara
Meski demikian, permintaan di kuartal pertama 2021 masih tetap lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang mana merupakan puncak permintaan sebelum Covid-19.
Adib menambahkan, penjualan PTBA akan masih akan ditopang untuk domestik, yakni suplai untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dia memproyeksikan, sekitar 50% penjualan akan dilempar ke pasar domestik dan 50% lainnya ke pasar ekspor.
Adib juga mengatakan terdapat peningkatan ekspor ke China di 2021 dibanding tahun lalu. Di Januari 2021 sendiri, PTBA telah menandatangani perjanjian penjualan 1,5 juta ton batubara ke Negeri Tirai Bambu tersebut. Hal tersebut menjadi angin segar bagi PTBA dimana tahun lalu ekspor ke China mengalami penurunan akibat pagebluk.
Baca Juga: Penurunan pendapatan menekan laba Bukit Asam (PTBA) pada tahun 2020
Sementara itu, emiten pelat merah ini juga sedang menjajaki permintaan dari Chile dan Amerika Serikat (AS) yang dikhususkan untuk batubara jenis high calorie. Saat ini PTBA sedang mengikuti proses tender.
Tingkatkan efisiensi
PTBA membukukan pendapatan Rp 17,32 triliun, menurun 20,48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,79 triliun. Sementara dari sisi bottom line, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatat laba bersih Rp 2,39 triliun.
Raihan ini menyusut 41,17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,06 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin mengatakan, torehan laba ini tidak terlepas dari strategi efisiensi yang dilakukan PTBA di segala lini. Arviyan menyebut, sepanjang 2020 Bukit Asam telah menghemat Rp 825 miliar.
Baca Juga: Harga batubara dan CPO atraktif pekan ini, simak rekomendasi sahamnya
“Tanpa efisiensi yang masksimal akan sulit mencapai laba, di tengah volume penjualan yang menurun dan harga batubara yang menurun,” terang Arviyan di kesempatan yang sama.
Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA di segala lini adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan pengendalian biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi di setiap lini operasi.
Adapun strategi efisiensi dan menekan biaya produksi akan tetap dilanjutkan oleh PTBA tahun ini.
Selanjutnya: Estimasi harga DME dari hilirisasi batubara berpotensi di bawah LPG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News