Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan kedua Maret 2021, sejumlah komoditas diproyeksi akan diperdagangkan dengan harga yang atraktif, salah satunya adalah batubara. Katalis untuk harga batubara pekan ini datang datang dari China.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mencatat, konsumsi batubara setahun penuh di China naik 0,6% secara year-on-year (yoy), yang menandai kenaikan dalam empat tahun berturut-turut, melansir data awal yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional.
Dengan rekor produksi (output) industri dan adanya belasan pembangkit listrik tenaga batubara yang sedang dibangun, konsumsi batubara di Negeri Tirai Bambu tersebut kemungkinan akan terus meningkat. Selain itu, kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara di China juga meningkat menjadi 1,25 terra watt (TW), atau naik 4,7% YoY.
Lebih lanjut, Mirae Asset memperkirakan masalah geopolitik antara China dan Australia masih akan belum terselesaikan. Dus, ini akan menguntungkan perusahaan batubara Indonesia dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, harga batubara global akan menarik pekan ini, mengingat adanya sentimen positif dari China.
Baca Juga: Ada vaksinasi mandiri, ini rekomendasi analis untuk saham Kalbe Farma (KLBF)
“Dalam pandangan kami, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta saham lainnya yang terkait batubara akan menarik pekan ini,” tulis Andy dalam riset, Selasa (9/3).
Untuk komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), Mirae Asset mencatat bahwa Malaysia akan merilis angka produksi CPO untuk bulan Februari 2021. Konsensus memperkirakan, produksi CPO Malaysia bulan Februari akan lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. Dengan demikian, ini akan menjadi risiko penurunan harga CPO global untuk minggu ini.
Selain itu, konsensus memperkirakan ekspor CPO Malaysia pada bulan Februari akan lebih rendah daripada bulan sebelumnya. Alhasil, berdasarkan konsensus, persediaan CPO Malaysia akan meningkat sebesar 6.1% secara month-on-month (mom).
Namun, Mirae Asset menilai, angka ekspor CPO Malaysia bulan Februari bisa lebih rendah daripada angka Januari, karena Februari memiliki jumlah hari yang lebih sedikit daripada Januari. Secara keseluruhan, Mirae Asset menilai harga CPO global akan diperdagangkan lebih tinggi di tengah estimasi inventaris yang lebih tinggi di bulan Februari.
Dus, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan saham lainnya yang terkait CPO akan menarik minggu ini.
Sementara untuk harga komoditas logam seperti nikel dan timah diperkirakan akan diperdagangkan dengan harga yang bervariasi pekan ini. Pun demikian dengan emas yang akan diperdagangkan dengan harga mixed, seiring dengan estimasi menguatnya daya beli di Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya: Rekomendasi Saham UNTR, Kinerja 2021 Ditopang Pemulihan Ekonomi dan Harga Komoditas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News