kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Otomotif Jadi Andalan di 2024, Cermati Rekomendasi Saham Astra International (ASII)


Senin, 01 April 2024 / 18:38 WIB
Otomotif Jadi Andalan di 2024, Cermati Rekomendasi Saham Astra International (ASII)
Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung?Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Segmen Otomotif Jadi Andalan di 2024, Cek Rekomendasi Saham Astra International (ASII).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Segmen bisnis otomotif PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan bakal kembali ngegas pada tahun 2024. Di samping itu, portofolio bisnis yang beragam dapat membantu menjaga kinerja ASII ke depan.

Analis MNC Sekuritas M. Rudy Setiawan melihat, rencana insentif mobil hybrid berpotensi menjaga pangsa pasar ASII. Seperti diketahui, pemerintah berencana memberikan insentif untuk mobil hybrid pada tahun 2024.

Jika rencana insentif mobil hybrid ini benar direalisasikan, insentif yang diberikan akan sama dengan mobil listrik berbasis baterai atau Electric Vehicle (EV) yaitu PPN DTP 1% dengan minimal 40% dari tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Baca Juga: Astra Financial Meraup Rp 57,20 Miliar dari Gelaran GIICOMVEC 2024

Rudy menilai, adanya insentif tersebut akan memberikan dampak positif bagi ASII yang memiliki 4 varian produk mobil hybrid yaitu Yaris Cross, Innova Zenix, Corolla Salib, serta Camry, dengan Innova Zenix sebagai produk hybrid terlaris ASII yang mencapai 27.700 unit di tahun 2023.

“Kami menilai stimulus ini dapat mengamankan pangsa pasar ASII yang mencapai 54,9% pada Januari 2024,” ungkapnya dalam riset 7 Maret 2024.

Selain itu, Rudy juga melihat potensi ASII untuk meluncurkan Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) bermesin hybrid, apabila memperoleh insentif pajak tersebut.

MNC Sekuritas melihat preferensi masyarakat Indonesia itu cenderung menyukai mobil dengan kapasitas 7 tempat duduk, hemat bahan bakar, serta harganya terjangkau di bawah Rp 500 juta per unit. Patut dicatat, segmen LMPV masih memimpin penjualan mobil nasional sebanyak 148.000 unit dengan kontribusi sekitar 14,8% di tahun 2023.

Baca Juga: AMRT dan ASII Terbanyak, Cermati 10 Saham Net Buy Terbesar Asing pada Rabu (27/3)

Tidak hanya di segmen kendaraan roda empat (4W), ASII juga memperkuat kehadirannya di segmen kendaraan roda dua (2W). Untuk bersaing dengan Yamaha di pasar skuter matik premium klasik modern, ASII meluncurkan Honda Stylo pada Februari 2024.

Sepeda motor tersebut dilengkapi dengan 2 tipe fitur, Combi Brake System (CBS) dan Anti-lock Braking System (ABS), berfitur 160cc mesin dan Smart Architecture Frame (eSAF) yang ditingkatkan. Tipe CBS dipasarkan di Rp27 juta per unit, sedangkan tipe ABS dihargai Rp30 juta per unit.

 

Dalam mengatasi permasalahan pada frame eSAF, ASII menawarkan garansi frame 5 tahun tanpa batasan jarak tempuh dan garansi komponen injeksi PGM-FI 5 tahun atau 60.000 km.

“Kami melihat hal ini (peluncuran Honda Stylo) sebagai langkah strategis ASII untuk menjaga loyalitas pelanggannya di segmen 2W, yang menguasai lebih dari 50% pangsa pasar,” imbuh Rudy.

Baca Juga: Astra International (ASII) Menyambut Positif Persaingan Bisnis Otomotif

Adapun ASII membukukan peningkatan pendapatan sebesar 5,0% secara tahunan atau  Year on Year (YoY) di tahun 2023 menjadi Rp 316,6 triliun. Segmen otomotif tumbuh sebesar 5,9% YoY menjadi Rp 128,3 triliun, diikuti oleh 12,2% YoY peningkatan segmen jasa keuangan menjadi Rp 29,9 triliun.

Selain itu, produk segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE) mencatat pertumbuhan sebesar 4,0% YoY menjadi Rp 128,6 triliun, selaras dengan volume penjualan Komatsu 9,2% YoY menjadi 5.753 unit dan PAMA produksi 21% YoY.

Dari sisi bottom line, laba bersih ASII tercatat sebesar Rp 33,8 triliun di tahun 2023. Jumlah itu meningkat sekitar 16,9% yoy dibandingkan Rp 28,9 triliun di tahun 2022. 

Rudy menuturkan, posisi keuangannya yang stabil dan positioning merek yang kuat seharusnya mampu mendorong pertumbuhan ASII. Sementara itu, persaingan dengan mobil Korea dan China akan menjadi poin utama kekhawatiran bagi emiten induk usaha grup Astra tersebut.

Baca Juga: BMRI dan ASII Terbesar, Saham-Saham Ini Paling Banyak Dikoleksi Asing Kemarin

Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai, performa fundamental ASII tahun 2023 lalu terbilang cukup bagus, dimana pendapatan dan laba bersih kompak mengalami kenaikan.

Terlebih lagi, ASII dengan status sebagai perusahaan holding yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sudah cukup besar, maka pertumbuhan laba bersih di atas 10% sudah merupakan torehan kinerja yang menarik.

Kinerja ASII tergolong cukup apik di sepanjang tahun lalu berkat dorongan pertumbuhan salah satu lini usahanya yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR). Emiten penjual alat berat tersebut membukukan pendapatan konsolidasian mencapai Rp 128,6 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 20,61 triliun.

Miftahul bilang, performa fundamental ASII yang solid masih bisa dimaksimalkan lagi di tahun 2024. Optimisme itu seiring dukungan dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain faktor kondisi ekonomi, beberapa faktor lainnya yang dapat memengaruhi kinerja Astra seperti kondisi global termasuk situasi geopolitik yang juga dapat berdampak pada harga komoditas dan energi. Serta, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara lain dapat memengaruhi kondisi ekonomi domestik.

Baca Juga: Astra Internasional (ASII) Bakal Tambah Unit Usaha di Bisnis Kendaraan Listrik

“Dengan cakupan bisnis Astra yang cukup luas dan beragam, maka kami nilai faktor ini bisa cukup memengaruhi torehan kinerja ASII ke depan,” kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).

Di sisi lain, persaingan semakin ketat di industri otomotif seiring masuknya raksasa otomotif China ke Indonesia yakni BYD Automobile. Kehadiran BYD dipandang akan sedikit banyak berpengaruh bagi sisi fundamental ASII, yang saat ini sudah berefek bagi penurunan harga saham.

Miftahul menjelaskan, masuknya pemain baru ke dalam suatu pasar dapat meningkatkan persaingan, sehingga dapat menyebabkan penurunan margin keuntungan bagi pemain yang sudah ada. Namun, hal itu juga dapat mendorong inovasi dan efisiensi bagi ASII.

Baca Juga: Penjualan Mobil Astra International (ASII) Hanya 79.244 Unit di Januari-Februari 2024

“Meski begitu, ASII maupun UNTR masih bisa memaksimalkan pendapatan yang didukung oleh permintaan tinggi akan produk-produk otomotif, sehingga bisa meningkatkan penjualan kedua emiten tersebut,” ujarnya.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Miftahul masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target nilai intrinsik di kisaran harga Rp 5.600 per saham. Sementara, Rudy mempertahankan rekomendasi Beli untuk ASII dengan target harga sebesar Rp 7.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×