Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Kinerja ASII tergolong cukup apik di sepanjang tahun lalu berkat dorongan pertumbuhan salah satu lini usahanya yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR). Emiten penjual alat berat tersebut membukukan pendapatan konsolidasian mencapai Rp 128,6 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 20,61 triliun.
Miftahul bilang, performa fundamental ASII yang solid masih bisa dimaksimalkan lagi di tahun 2024. Optimisme itu seiring dukungan dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain faktor kondisi ekonomi, beberapa faktor lainnya yang dapat memengaruhi kinerja Astra seperti kondisi global termasuk situasi geopolitik yang juga dapat berdampak pada harga komoditas dan energi. Serta, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara lain dapat memengaruhi kondisi ekonomi domestik.
Baca Juga: Astra Internasional (ASII) Bakal Tambah Unit Usaha di Bisnis Kendaraan Listrik
“Dengan cakupan bisnis Astra yang cukup luas dan beragam, maka kami nilai faktor ini bisa cukup memengaruhi torehan kinerja ASII ke depan,” kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).
Di sisi lain, persaingan semakin ketat di industri otomotif seiring masuknya raksasa otomotif China ke Indonesia yakni BYD Automobile. Kehadiran BYD dipandang akan sedikit banyak berpengaruh bagi sisi fundamental ASII, yang saat ini sudah berefek bagi penurunan harga saham.
Miftahul menjelaskan, masuknya pemain baru ke dalam suatu pasar dapat meningkatkan persaingan, sehingga dapat menyebabkan penurunan margin keuntungan bagi pemain yang sudah ada. Namun, hal itu juga dapat mendorong inovasi dan efisiensi bagi ASII.
Baca Juga: Penjualan Mobil Astra International (ASII) Hanya 79.244 Unit di Januari-Februari 2024
“Meski begitu, ASII maupun UNTR masih bisa memaksimalkan pendapatan yang didukung oleh permintaan tinggi akan produk-produk otomotif, sehingga bisa meningkatkan penjualan kedua emiten tersebut,” ujarnya.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Miftahul masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target nilai intrinsik di kisaran harga Rp 5.600 per saham. Sementara, Rudy mempertahankan rekomendasi Beli untuk ASII dengan target harga sebesar Rp 7.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News