kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OPEC+ kembali bertemu di akhir pekan, harga minyak mentah kembali meroket


Jumat, 05 Juni 2020 / 18:45 WIB
OPEC+ kembali bertemu di akhir pekan, harga minyak mentah kembali meroket
ILUSTRASI. harga minyak mentah kembali menguat


Reporter: Anna Suci Perwitasari, Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

OPEC+ yang terdiri dari anggota OPEC dan sekutu-sekutunya telah mempercepat pertemuan, yang sebelumnya dijadwalkan minggu depan. Ini terjadi setelah Irak dan beberapa negara lainnya setuju meningkatkan kepatuhan mereka pada pengurangan pasokan yang ada.

"Harga sudah naik karena pertemuan dijadwalkan untuk besok. Ada banyak kebingungan ... jadi sepertinya mereka menemukan jalan yang lebih tepat," kata Olivier Jakob di Petromatrix Consultancy. 

Sebelumnya, Arab Saudi dan Rusia, dua produsen minyak terbesar dunia, ingin memperpanjang pengurangan produksi 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan Juli mendatang.

Jika OPEC+ gagal menyetujui pembatasan produksi saat ini, itu berarti akan ada penurunan pada pemangkasan produksi dari 9,7 juta bph menjadi 7,7 juta bph untuk bulan Juli hingga Desember. Sebenarnya besaran ini sudah disepakati dalam pertemuan sebelumnya.

"Ketakutan yang berkembang adalah bahwa tidak hanya kesepakatan untuk memperpanjang pemotongan tidak tercapai, tetapi (beberapa) produsen bahkan dapat melonggarkan kepatuhan mereka saat ini. Ini pada akhirnya akan melihat peningkatan output dalam beberapa minggu mendatang," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Pemangkasan lanjutan diragukan, harga minyak WTI terkoreksi ke US$ 36,59 per barel

Sementara itu, analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, saat ini fundamental minyak telah berbalik dan menjadi jauh lebih baik. Terlebih setelah pulihnya permintaan minyak akibat pelonggaran lockdown di beberapa negara.

“Hanya saja rebound minyak WTI saat ini masih labil dan rentan untuk terkoreksi. Pasalnya ketidakpastian ekonomi akibat persebaran virus corona masih tinggi, ditambah lagi ada bayang-bayang ancaman perang dagang antara AS dengan China yang kembali memanas,” terang dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Oleh sebab itu, untuk sepanjang sisa tahun ini, Wahyu memperkirakan harga minyak WTI mungkin berada di kisaran US$ 40 - US$ 50 per barel. Namun ia menyebut level US$ 50 per barel cukup rentan rejection.

“Jadi wajarnya harga minyak WTI konsolidasi di kisaran US$ 30 - US$ 40 per barel,” pungkas Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×