kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Omnibus law bisa mengembuskan angin segar bagi emiten properti


Minggu, 11 Oktober 2020 / 22:09 WIB
Omnibus law bisa mengembuskan angin segar bagi emiten properti
ILUSTRASI. Prospek saham sektor properti diyakini bakal bergerak positif di tengah tingginya tantangan tahun pandemi 2020.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham sektor properti diyakini bakal bergerak positif di tengah tingginya tantangan tahun pandemi 2020. Salah satu sentimen pendukungnya datang dari pengesahan omnibus law.

Analis Ciptadana Yasmin Soulisa menilai, diketuknya omnibus law diyakini bisa memberbaiki permintaan di industri estate Tanah Air. Termasuk, jika ruang bagi ekspatriat atau pekerja asing mulai masuk ke Indonesia. "Jika asing masuk, kemungkinan SSIA dan BEST yang paling diuntungkan," kata Yasmin kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10).

Namun, jika dikaitkan pada pelonggaran izin untuk hak milik apartemen bagi tenaga asing, maka dampaknya akan positif untuk DILD dan PWON. Ini karena, kepemilikan diperbolehkan untuk apartemen kelas menengah hingga kelas atas. 

Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, dampak omnibus law secara garis besar akan memberikan benefit yang positif terhadap sektor properti khususnya. "Relaksasi kepemilikan asing atas properti berpeluang menguntungkan pengembang properti bertingkat tinggi di Jakarta," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10). 

Baca Juga: Selain omnibus law, ini sentimen lain yang akan mendorong permintaan semen domestik

Selain itu, operator pusat perbelanjaan seperti mall juga akan kecipratan keuntungan, salah satunya dengan relaksasi pajak yang dirancang pemerintah tersebut. Di samping itu, reformasi tenaga kerja juga dinilai bisa menguntungkan bagi industri pengembang properti secara keseluruhan. 

"Peningkatan foreign direct investment (FDI) akan mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk aktivitas konstruksi. Rata-rata ekspatriat lebih cenderung favorit terhadap high rise building," kata Nafan. 

Nafan menambahkan bahwa program Tapera di Januari 2020 juga turut memberikan manfaat positif terhadap perkembangan sektor properti. Itu juga turut berdampak positif bagi pertumbuhan kredit. 

Di samping itu, Yasmin menambahkan dampak pandemi telah menyeret keuangan real estate di semester I-2020. Pengembang properti sebagian besar melaporkan kinerja keuangan di bawah ekspektasi dalam enam bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Kantongi marketing sales Rp 3,8 triliun, Ciputra (CTRA) genjot penjualan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×