Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dokumen rencana penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih dalam tinjauan atau review Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan pihaknya tengah menelaah rencana proses IPO PHE.
"Untuk detail progres dan tahapan penelaahan ini, kami belum bisa memberikan penjelasan secara resmi sampai izin publikasi diberikan," kata Inarno dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5).
Adapun, Reuters melaporkan anak usaha Pertamina ini akan melangsungkan IPO pada Juni mendatang. PHE diperkirakan akan menghimpun dana IPO sekitar US$ 1,36 miliar.
Mengacu kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS), nilai emisi PHE mencapai Rp 20 triliun. Jika terlaksana, IPO ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sepanjang tahun 2023.
Baca Juga: OJK Kantongi Rencana 63 IPO Senilai Rp 61,71 Triliun Hingga April 2023
Nilai tersebut akan melampaui raihan IPO Harita Group, yakni PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) sebesar US$ 690 juta yang melantai di BEI pada 18 April 2023.
Namun Irnano bilang dia tidak bisa memastikan besaran dana yang berpotensi dihimpun oleh PHE. Pasalnya, ada berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi masa penawaran umum saham perdana.
"Untuk besarannya, tentunya ini tidak bisa ditentukan bookbuilding belum dilaksanakan, kalau sudah masih bisa berubah sebelum pernyataan efektif ditetapkan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan pihaknya masih akan terus mendorong PHE untuk go public, tetapi pihaknya masih menunggu izin dari otoritas.
“Kami sedang menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucap dia saat ditemui di kantornya, Rabu (3/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News