kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

OJK: Pengembangan Bursa Karbon pada Tahap Awal Akan Fokus di Pasar Domestik


Senin, 27 Februari 2023 / 19:32 WIB
OJK: Pengembangan Bursa Karbon pada Tahap Awal Akan Fokus di Pasar Domestik
ILUSTRASI. Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan Konsumen, Kantor OJK, Jakarta, Senin (23/10). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/17.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan proyek bursa karbon. Teranyar, Bursa Efek Indonesia telah menggandeng Kementerian BUMN untuk pengembangan infrastruktur. 

Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Busa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan perdagangan karbon yang diatur oleh OJK merupakan perdagangan di pasar sekunder saja. 

Sementara untuk skema perdagangannya nanti akan mengikuti ketentuan kementerian terkait. Seperti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk proses registrasi SPE-GRK. 

"Potensi unit karbon tentunya sangat besar karena ini terkait dengan lima sektor yang wajib melakukan mitigasi perubahan iklim," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Senin (27/2). 

Baca Juga: Buntut Kasus Wanaartha Life, OJK Beri Sanksi Akuntan Publik yang Melakukan Audit

Inarno bilang setelah melakukan diskusi dengan Kementerian LHK, transaksi pada tahap pertama perdagangan bursa karbon akan dibatasi. Prioritas utamanya akan pada pasar domestik.

"Tahap awal untuk pemenuhan di domestik," imbuh dia. 

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan kerja sama ini merupakan nota kesepahaman ini merupakan upaya untuk membangkitkan carbon trading.

"Pemerintah sendiri sudah punya tools atau tangan di bawah OJK tentang karbon ini. Bursa sendiri sudah menjadi bagian sistem. Tentu kami ID Survey sebagai bagian sertifikasinya," ucap dia di Gedung Bursa Efek Indonesia. 

Erick menyebut Indonesia pernah dibohongi soal trading carbon ini, yang tidak ada investasinya tetapi dijual dengan harga mahal. Dia enggan hal seperti itu terjadi lagi. 

Baca Juga: Relaksasi Restrukturisasi Kredit Bakal Berakhir, OJK Minta Bank Tinjau Pencadangan

Menurutnya, Indonesia punya potensi dan peran besar dalam ekosistem karbon tersebut. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu pemain besar dalam ekosistem karbon dibandingkan Kongo dan Brasil. 

"Nggak mau dibohongi karena Indonesia 80% daripada salah satu bisa menjadi bagian ekosistem karbon ini," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×