Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk pengembangan bursa karbon di Indonesia.
Kementerian BUMN akan berpartisipasi melalui Survey ID yang dipimpin oleh PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara BEI Dengan Badan Klasifikasi Indonesia.
"Kami yakin kerja sama strategis dalam penyelenggaraan perdagangan karbon merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan," kata Iman Rachman, Direktur Bursa Efek Indonesia, Senin (27/2).
Baca Juga: 42 Perusahaan Pembangkit Listrik Dipastikan Ikut Serta dalam Perdagangan Karbon
Menteri BUMN Erick Thohir menjabarkan, kerja sama ini merupakan nota kesepahaman ini merupakan upaya untuk membangkitkan carbon trading.
"Pemerintah sendiri sudah punya tools atau tangan di bawah OJK tentang karbon ini. Bursa sudah menjadi bagian sistem. Tentu kami ID Survey sebagai bagian sertifikasinya," ucap dia di Gedung Bursa Efek Indonesia.
Erick menyebut Indonesia pernah dibohongi soal trading carbon ini, yang tidak ada investasinya tetapi dijual dengan harga mahal. Dia enggan hal seperti itu terjadi lagi.
Menurutnya, Indonesia punya potensi dan peran besar dalam ekosistem karbon tersebut. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu pemain besar dalam ekosistem karbon dibandingkan Kongo dan Brasil.
"Tidak mau dibohongi karena Indonesia 80% daripada salah satu yang bisa menjadi bagian ekosistem karbon ini," ucap Erick.
Baca Juga: Pembentukan Bursa Karbon Segera Rampung, Menunggu Aturan OJK
Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan Inarno Djajadi mengungkapkan nota kesepahaman ini merupakan permulaan.
"Sekarang kami lagi persiapkan untuk bursa karbon karena itu saat ini ada MoU antara BUMN dan ID Survey dengan BEI. Tentunya dalam ke depan kami siapkan bursa karbon," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News